Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sleman Surplus Beras, Kepala Dinas Pertanian Prihatin Rencana Impor

Kompas.com - 18/03/2021, 13:41 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kabupaten Sleman menjadi lumbung beras di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pada tahun 2020, produksi beras di Sleman mengalami surplus sekitar 60 ribu ton.

"Memang Sleman itu kan lumbung berasnya DIY, jadi kalau dari ketersediaan kita cukup lah," ujar Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Perikanan Kabupaten Sleman, Heru Saptono saat dihubungi, Rabu (17/03/2021).

Heru menyampaikan per tahun produksi beras di Kabupaten Sleman sekitar 200 ribu ton. Beras yang dikonsumsi oleh masyarakat Sleman sekitar 140 ribu ton.

Pada tahun 2020 kemarin, produksi beras di Kabupaten Sleman mengalami surplus.

"Di tahun 2020 kemarin kita masih surplus sekitar 60 ribu ton untuk beras," ucapnya.

 Baca juga: Kalsel Surplus Beras Tiap Tahun, Dinas Pertanian Harap Beras Impor Tak Masuk

Produksi beras Kabupaten Sleman sampai dengan Bulan Maret 2021 ini pun cukup tinggi. Bahkan, produksi beras sampai Bulan Maret mengalami surplus 2 ribu ton.

"Itu hasil panen sekitar 6 ribu hektar. Jadi sampai April nanti sekitar 18 ribu hektar, karena memang luas lahan di Sleman yang LP2B itu kan 18.137 hektar," ungkapnya.

Melihat produksi hasil panen, maka ketersediaan pangan utamanya beras di Kabupaten Sleman cukup aman. Bahkan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan beras di kondisi pandemi Covid-19 ini.

"Kalau dari sisi jumlah tercukupi, karena luas lahan pertanian kita cukup, kemudian aliran irigasinya cukup, sehingga kebutuhan air cukup," tandasnya.

 

Prihatin dengan rencana impor beras di saat musim panen raya

Pemerintah berencana membuka keran impor beras pada tahun 2021 ini. Rencananya pemerintah akan impor beras sebanyak 1 juta ton.

Heru Saptono mengaku prihatin dengan rencana impor beras.

"Ya kalau menurut saya kami juga prihatin karena tepat dengan panen raya kan bulan Maret, April ini," tuturnya.

Panen raya ini harapannya petani bisa menjual hasil berasnya dengan harga yang tinggi. Sehingga penghasilan petani bisa meningkat.

Baca juga: Ridwan Kamil: Daripada Impor Beras, Mending Beli Produk dari Jabar yang Melimpah

Namun dikhawatirkan dengan adanya impor beras, bisa mempengaruhi harga beras.

"Kalau ada impor kan berarti (harga beras) sedikit tertanggu, harga gabah untuk hari ini Rp 3.900, idealnya kan Rp 4.200 - Rp 4.300 petani sudah ayem. Tidak tahu ini apakah karena ada isu impor, atau karena supply dan demand," urainya.

Heru Saptono menuturkan jika memang pemerintah harus impor beras, harapanya dijadikan persediaan. Sebab memang perlu ada cadangan pangan untuk nasional.

"Ya kalau itu kebijakan pemerintah, mudah-mudahan itu dijadikan persediaan saja. Jadi tidak kemudian dilempar ke pasar, kalau untuk persediaan itu bisa ditolerir, tapi kalau kemudian dilempar ke pasar ya kami sangat prihatin," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com