Ia pun berharap masyarakat tetap tenang dan tak panik menghadapi gempa. Apalagi, potensi bencana alam selalu ada.
Oleh sebab itu, mitigasi menjadi hal yang penting dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana.
Chudori mengatakan, banyak pelajaran yang bisa diambil dari gempa tersebut. Seperti kajian gempa bumi sebagai masukan untuk membuat kebijakan penentuan tata ruang wilayah.
"Kalau sesar sudah jelas, pemda bisa memitigasi. Dengan mengantisipasi pengaturan tata ruang, misalnya mana daerah rawan gempa mana daerah aman," ujarnya.
Adapun mitigasi dasar saat terjadi suatu gempa bumi, kata Chudori, hal pertama yang perlu dilakukan adalah keluar dari ruangan.
Jika tidak memungkinkan, segera mencari tempat perlindungan diri dengan prioritas perlindungan organ vital semisal kepala.
Jika berada di luar ruangan, kata dia, selayaknya menghindari berlindung di bawah pohon atau bangunan.
"Usahakan cari tempat lapang," jelasnya.
Baca juga: Ibu Gubernur Tidak Ingin Keluarga Korban Covid-19 di Jatim Kecewa, maka Diberi Santunan dari APBD
Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah melengkapi diri dengan perangkat warning receiver system (WRS).
Alat itu berguna untuk peringatan dini gempa bumi. Alat itu terkoneksi langsung dengan server milik Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) pusat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Turmudi mengatakan, pihaknya juga sudah membentuk kelompok siaga bencana di masing-masing desa.
Sehingga, setiap kali ada informasi kegempaan dari WRS akan langsung terdistribusi ke ponsel anggota kelompok siaga bencana maupun pihak terkait.
"Jika terjadi gempa, alat itu akan mengirimkan pemberitahuan langsung ke ponsel anggota yang sudah terdaftar," ujar Turmudi dihubungi Selasa (16/3/2021).
Dengan kecepatan informasi gempa bumi itu, masyarakat diharapkan segera bersiap meminimalkan risiko bencana.