Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 7 Tahun Disekap dan Dirantai Kakinya, Bupati Purbalingga: Apapun Alasannya Tidak Bisa Dibenarkan

Kompas.com - 16/03/2021, 22:39 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyesalkan perbuatan suami istri yang menyekap dan merantai anaknya di dapur.

Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh pasutri berinisial AA (30) dan WM (25) tersebut tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.

“Apapun alasannya, kekerasan terhadap anak tidak bisa dibenarkan. Kami mengimbau kepada seluruh orangtua untuk bisa memberikan pembinaan yang selayaknya kepada anak-anak kita, pembinaan yang bisa diterima (manusiawi),” katanya kepada wartawan, Senin (16/3/2021).

Oleh karena itu, ia berharap kasus seperti yang dialami bocah 7 tahun tersebut tidak terulang lagi di daerahnya.

“Harapannya ini bisa menjadi pelajaran bagi seluruh orangtua. Ke depan saya harap kekerasan anak tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Baca juga: Bupati Purbalingga Jenguk Bocah 7 Tahun yang Dirantai Kakinya oleh Orangtua Kandung

Berikan pendampingan

Dyah mengatakan, bocah malang itu saat dijenguknya memang sudah tidak terlihat murung.

Namun demikian, ia khawatir bocah tersebut masih menyimpan trauma atas perbuatan yang dilakukan orangtuanya.

Menyikapi hal itu, pihaknya mengaku sudah meminta Dinas Sosial untuk memberikan pendampingan kepada bocah tersebut.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Disekap 3 Hari dan Kakinya Dirantai, Pelaku Orangtua Kandung, Ini Ceritanya

Sementara itu, Pendamping Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Harapan Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinsosdalduk KB-PPA) Purbalingga Liana Widyawati mengaku akan memberikan pendampingan untuk memantau perkembangan psikis dari korban.

"Langkah awal kita pemulihan psikis, kelihatannya si tidak ada trauma, tapi yang namanya anak pasti tetap ada trauma. Langkah awal secepatnya kita akan lakukan pemeriksaan psikologis untuk pemulihan trauma," katanya.

Saat ini, dikatakan dia, korban dan ibunya telah tinggal di rumah neneknya di Kecamatan Bojongsari. Sebab, keluarga kecil tersebut diusir oleh warga yang geram dengan perbuatan orangtua korban.

Ayah menyesal

Sementara itu, AA yang saat ini sedang menjalani pemeriksaan oleh polisi telah mengaku menyesal atas perbuatan yang dilakukan terhadap buah hatinya tersebut.

"Saya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, yang paling diinginkan bisa berkumpul bersama keluarga lagi. Sebenarnya saya tidak ada niatan untuk menyakiti anak saya, cuma kemarin tidak tahu kenapa ada kepikiran kayak gitu," katanya.

Ia mengaku, alasan menyekap dan merantai anaknya di dapur itu karena kesal dan ingin memberikan pelajaran.

Baca juga: Detik-detik Sopir Avanza Tewas Diamuk Massa, Berawal Diteriaki Maling Pengendara Motor

Sebab, anaknya dianggap berani mencuri uang dan mainnya kebablasan.

“Saya kemarin merantai MN karena ingin memberikan efek jera. Alasannya kemarin dia berani ambil uang dan mainnya luar biasa, karena di rumah gak ada kamar yang bisa dikunci dan kepikirannya rantai ya akhirnya pakai rantai,” katanya, Selasa (16/3/2021).

Penulis : Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com