KOMPAS.com - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyesalkan perbuatan suami istri yang menyekap dan merantai anaknya di dapur.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh pasutri berinisial AA (30) dan WM (25) tersebut tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
“Apapun alasannya, kekerasan terhadap anak tidak bisa dibenarkan. Kami mengimbau kepada seluruh orangtua untuk bisa memberikan pembinaan yang selayaknya kepada anak-anak kita, pembinaan yang bisa diterima (manusiawi),” katanya kepada wartawan, Senin (16/3/2021).
Oleh karena itu, ia berharap kasus seperti yang dialami bocah 7 tahun tersebut tidak terulang lagi di daerahnya.
“Harapannya ini bisa menjadi pelajaran bagi seluruh orangtua. Ke depan saya harap kekerasan anak tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Baca juga: Bupati Purbalingga Jenguk Bocah 7 Tahun yang Dirantai Kakinya oleh Orangtua Kandung
Dyah mengatakan, bocah malang itu saat dijenguknya memang sudah tidak terlihat murung.
Namun demikian, ia khawatir bocah tersebut masih menyimpan trauma atas perbuatan yang dilakukan orangtuanya.
Menyikapi hal itu, pihaknya mengaku sudah meminta Dinas Sosial untuk memberikan pendampingan kepada bocah tersebut.
Baca juga: Bocah 7 Tahun Disekap 3 Hari dan Kakinya Dirantai, Pelaku Orangtua Kandung, Ini Ceritanya
Sementara itu, Pendamping Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Harapan Dinas Sosial Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinsosdalduk KB-PPA) Purbalingga Liana Widyawati mengaku akan memberikan pendampingan untuk memantau perkembangan psikis dari korban.
"Langkah awal kita pemulihan psikis, kelihatannya si tidak ada trauma, tapi yang namanya anak pasti tetap ada trauma. Langkah awal secepatnya kita akan lakukan pemeriksaan psikologis untuk pemulihan trauma," katanya.
Saat ini, dikatakan dia, korban dan ibunya telah tinggal di rumah neneknya di Kecamatan Bojongsari. Sebab, keluarga kecil tersebut diusir oleh warga yang geram dengan perbuatan orangtua korban.
Sementara itu, AA yang saat ini sedang menjalani pemeriksaan oleh polisi telah mengaku menyesal atas perbuatan yang dilakukan terhadap buah hatinya tersebut.
"Saya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, yang paling diinginkan bisa berkumpul bersama keluarga lagi. Sebenarnya saya tidak ada niatan untuk menyakiti anak saya, cuma kemarin tidak tahu kenapa ada kepikiran kayak gitu," katanya.
Ia mengaku, alasan menyekap dan merantai anaknya di dapur itu karena kesal dan ingin memberikan pelajaran.
Baca juga: Detik-detik Sopir Avanza Tewas Diamuk Massa, Berawal Diteriaki Maling Pengendara Motor
Sebab, anaknya dianggap berani mencuri uang dan mainnya kebablasan.
“Saya kemarin merantai MN karena ingin memberikan efek jera. Alasannya kemarin dia berani ambil uang dan mainnya luar biasa, karena di rumah gak ada kamar yang bisa dikunci dan kepikirannya rantai ya akhirnya pakai rantai,” katanya, Selasa (16/3/2021).
Penulis : Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.