KOMPAS.com - Wiji Wiyanti dan dua anggota keluarganya yakni Ibu dan pamannya tak menyangka uang yang di depositokan di BMT Taruna Sajahtera Ungaran, Jawa Tengah, sejak 2019 tidak bisa diambil.
Kata Wiji, ia mendepositokan uangnya ke BMT Rp 70 juta bulan September 2019 dengan tempo satu tahun.
Ia tertarik mendepositokan uangnya ke BMT setelah didatangi marketing bernama Sugirah.
Sementara, ibunya Sini, mendopositokan Rp 100 juta dan pamannya Wakimin Rp 80 juta, mereka mendepositokan uang tersebut ke BMT sejak Juni 2019.
Wiji mengaku, selama tiga bulan setelah mendepositokan uangnya ke BMT, uang bagi hasil berjalan dengan lancar. Saat itu, ia mendapat sekitar Rp 850.000.
Namun, saat menerima uang bagi hasil itu, ia tidak pernah ke kantor BMT karena selalu diantar oleh marketingnya.
"Tapi kami tidak pernah ke kantor BMT, karena marketing yang mengantar jemput itu," kata Wiji kantor pengacara Res Fobia, Selasa (16/3/2021).
Baca juga: Kisah Satu Keluarga Tak Bisa Ambil Simpanan di BMT: Uang Jutaan, Suruh Ambil Rp 200.000