Sri Mulyani menyebut lahan yang terdampak kebanyakan berbentuk persawahan.
Uang ganti lahan tol, menurutnya, lebih baik digunakan untuk membeli tanah maupun sawah.
Sebab selama ini mereka mengandalkan hidup dari bercocok tanam padi hingga empat kali setahun
"Sehingga dari ganti untung ini betul-betul bisa dibelanjakan sesuai kebutuhan, mungkin juga bisa dibelanjakan untuk tanah, sawah lagi sehingga tentunya para penerima ganti untung ini kemudian hari ekonominya tidak merosot," terang dia.
11 kecamatan tersebut adalah Jogonalan, Delanggu, Ceper, Polanharjo, Prambanan, Manisrenggo, Kebonarum, Klaten Utara, Ngawen, Karangnongko, dan Karanganom.
Camat Polanharjo, Joko Handoyo mengatakan, luas tanah warga yang terdampak bisa mencapai 1.000 hingga 2.000 meter persegi.
"Harga per meternya bervariasi. Mulai dari Rp 350.000, Rp 400.000 dan paling tinggi ada yang Rp 1 juta per meternya," kata dia.
Baca juga: Alasan Orang Rimba Tolak Tawaran Mensos Risma yang Akan Bangunkan Rumah, Ada Hubungannya dengan Dewa