KOMPAS.com- Anak-anak di Pantai Lombok, tepatnya di Dusun Ekas Buana, Desa Ekas, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, begitu bersemangat memperhatikan Ruth Seran mengajar.
Mereka gembira mendapatkan pengetahun baru khususnya bahasa asing yang selama ini hanya sering mereka dengar di televisi.
Baca juga: Kisah Ruth Seran, Beri Kursus Gratis 5 Bahasa Asing ke Anak-anak Pesisir Lombok
Ruth atau biasa disapa teacher Noy mengajarkan lima bahasa kepada para anak pantai, yaitu bahasa Inggris, Italia, Korea, Jepang, dan Spanyol.
Dalam mengajarkan bahasa asing, Noy dibantu suaminya, Massimo Otto yang merupakan asal Italia dan teman-temannya.
Tempat mengajar sangat sederhana, di bawah pohon waru. Mereka menyebutnya "Tree of Hope Ekas".
Baca juga: Kisah Ruth Seran Beri Kursus Gratis 5 Bahasa Asing kepada Anak-anak, Pernah Diminta Mengajar Mengaji
Semangat dan kegembiraan terpancar dari wajah salah satu anak bernama Salwa Fitriani (12).
Dia begitu gembira diajakan bahasa asing bersama teacher Noy. Baginya Noy merupakan guru sekaligus teman bagi mereka.
“Senang sama teacher Noy, dia orangnya ramah, selain belajar sering ngajak kita bermain, buat lomba-lomba sambil bersih-bersih pantai,” kata Salwa tersenyum lebar saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi, Sabtu (13/3/2021).
Kini, Salwa bahkan sudah bisa menyapa Valentino Rossi dengan bahasa Italia jika nantinya pembalap legendaris itu ikut dalam perhelatan MotoGP 2021 di Sirkuit Mandalika.
“Ciao, Valentino Rossi! Noi siamo i bambini di Ekas in Lombok! Dai vieni a trovarci :la nostra spiaggia e' bianchissima,il marre e' azurro e tutto il villaggio ti aspetta! (Halo Valentino Rossi! Kami adalah anak-anak Ekas di Lombok! Datang dan kunjungi kami, pantai kami sangat putih, lautnya biru dan seluruh desa menunggu Anda!)," kata Salwa dalam bahasa Italia.
Sementara itu Abdul Majedi yang baru duduk di bangku kelas 3 SD mengaku senang belajar bahasa Inggris sambil bermain bersama teman-temannya.
"Suka belajar di sini, bisa belajar bahasa, kita disuruh membaca cerita, bermain menyusun puzzle seru," kata Majedi.
Majedi juga menunjukkan kemampuannya berbahasa Italia dengan mengucapakan Benvenuto nella baia di Ekas yang artinya selamat datang di Ekas.
Karena selain belajar bahasa para anak-anak ini juga diajarkan tentang cinta terhadap lingkungan.
Papan tulis dan spidol
Noy merupakan warga Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dia membuka restoran di Desa Ekas bersama suaminya.
Kegiatan belajar bahasa asing ini mulai terbentuk pada Desember 2020, diikuti oleh 30 anak mulai dari TK sampai SD.
Ide awal membangun gerakan tersebut lantaran di tengah minimnya kegiatan akibat pandemi Covid-19.
Dia terpikir untuk membuat kelas belajar bahasa Inggris, mengingat bahasa itu sangat penting untuk menunjang sumber daya manusia dari sektor pariwisata.
“Waktu itu, ceritanya, beli makanan di warung, terus merasa bosan dengan komunikasi yang biasa pakai bahasa Indonesia, terus kepikiran buat kelas untuk ngajar bahasa Inggris agar mereka punya skill berbahasa,” kata Noy.
Sejak berdirinya restoran yang dibuka bersama suaminya pada 2018, dia sudah mengenal jauh murid-muridnya.
Awalnya, Noy dan anak-anak Desa Ekas sering bermain sembari membersihkan pantai.
“Kenal anak-anak ini sudah lama, itu sejak tahun 2018 ya. Saya itu suka sama anak-anak ngajak bermain awalnya, terus perlahan-saya coba mengajarkan cinta kepada lingkungan, dengan cara membersihkan pantai dari sampah-sampah plastik, lomba-lomba kasih hadiah,” kata Noy sambil tertawa.
Noy menyampaikan pembelajaran saat ini masih sampai tahap ucapan salam, belum ke tahap penulisan.
“Sekarang kalau ketemu sama orang tua sudah pakai bahasa Inggris, saat belanja juga sudah pakai bahasa Inggris, jadi saya yakin lama kelamaan juga akan menjadi terbiasa,” kata Noy.
Saat ini, murid-murid Noy sudah bisa memperkenalkan Desa Ekas kepada orang lain dengan bahasa Inggris.
Mereka bisa menjelaskan bahwa desanya punya tempat berselancar yang bagus, tempat melihat matahari tenggelam yang indah, dan beberapa obyek wisata lainnya.
Noy hanya membutuhkan papan tulis dan spidol, dan buku cerita bergambar untuk mengajar anak-anak tersebut.
“Aku senang melihat mereka mau belajar bahasa asing khususnya bahasa Ingggris karena kita tahu, bahasa Inggris bahasa dunia,” kata Noy. (Penulis Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.