Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 7 Tahun Disekap 3 Hari dan Kakinya Dirantai, Pelaku Orangtua Kandung, Ini Ceritanya

Kompas.com - 15/03/2021, 16:27 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Kisah pilu dialami seorang bocah berinisial MN (7) di Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah.

Pasalnya, ia disekap selama tiga hari oleh orangtua kandungnya sendiri di dalam dapur.

Ironisnya, kaki korban diketahui juga dirantai dengan rak besi agar tidak kabur.

Baca juga: Tragis, Bocah 7 Tahun di Purbalingga Disekap dan Dirantai Kakinya Selama 3 Hari oleh Orangtua Kandung

Terdengar suara rintihan

Kepala Desa Kalimanah Kulon, Nur Cahyadi mengatakan, terungkapnya kasus penyekapan bocah 7 tahun itu terjadi pada Sabtu (13/3/2021).

Kejadian berawal saat tetangga korban curiga dengan suara rintihan dari dalam dapur rumah pasangan suami istri berinisial AA (30) dan WM (25) tersebut.

Lantaran penasaran dengan suara rintihan itu, saksi kemudian berusaha mencari sumber suara.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Disekap Orangtuanya Selama 3 Hari, Kades: Saat Warga Tanya Alasannya Dilarang Ikut Campur

Saat itu juga saksi langsung terkejut ketika mendapati korban dalam kondisi memprihatinkan berada di dalam dapur dengan posisi tak berdaya dan kakinya dirantai dengan rak besi.

Saksi selanjutnya melaporkannya ke pihak desa dan menceritakan peristiwa yang dilihatnya.

"Mengetahui hal tersebut, saksi langsung melaporkan ke pihak desa kemudian langsung kami tindaklanjuti," katanya saat dikonfirmasi, Senin (15/3/2021).

Disekap sudah tiga hari

Saat itu juga pihak desa dan warga langsung mendatangi rumah tersebut untuk melakukan evakuasi terhadap korban.

Kedua orantuanya juga langsung dipanggil untuk dimintai keterangan.

Warga yang geram dengan perbuatan pasangan suami istri tersebut awalnya sempat menanyakan alasannya melakukan tindakan itu terhadap buah hatinya sendiri.

Baca juga: Fakta Makam Pasien Covid-19 Dibongkar dan Jenazahnya Dicuri, Polisi Tetapkan 6 Tersangka

Tapi, kedua orangtuanya juga meminta warga untuk tidak ikut campur dengan urusan keluarganya.

“Namun mereka selalu bilang kepada warga untuk tidak perlu ikut campur,” ungkapnya.

Tapi setelah didesak, kedua orangtua korban akhirnya mengakui perbuatannya.

Penyekapan yang dilakukan terhadap korban itu sudah dilakukan selama tiga hari. Alasannya, karena ingin memberikan efek jera.

"Orangtua korban mengaku melakukan hal tersebut untuk memberi efek jera karena kesal dengan kenakalan anaknya," katanya.

Lebih lanjut, Nur mengatakan, karena khawatir dengan kondisi keselamatan korban dengan perbuatan yang dilakukan orangtuanya, akhirnya warga sepakat melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.

Saat ini, kasus tersebut telah ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Purbalingga.

Penulis : Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi | Editor : Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com