Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermula dari Hobi Bikin Kerajinan, Ayis Pilih Keluar dari Perusahaan dan Bangun Ciprut Craft

Kompas.com - 15/03/2021, 13:30 WIB
Tri Purna Jaya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Sudah banyak yang membuktikan, jika hobi yang kita jalani bisa diubah menjadi pundi-pundi. Sama halnya cerita Siti Nuraisyah (Ayis), yang menjadikan hobinya di bidang kerajinan jahit-menjahit menjadi sumber penghidupannya saat ini. 

Ia saat ini memiliki usaha Ciprut Craft, yang memproduksi boneka karakter (plushie).

Produk Ciprut Craft lahir dari hobi menjahit yang kemudian menjadi sumber pundi-pundi. Begini cerita Ayis memulai usahanya. 

Baca juga: Tips Memulai Bisnis dari Owner Ciprut Craft: Mulai Saja, Jangan Kebanyakan Mikir...

Berawal dari kerajinan sederhana

Owner Ciprut Craft, Siti Nuraisyah (Ayis) mengungkapkan, usaha UMKM yang kini dijalaninya bersama sang suami, Mohamad Reza, berawal dari hobinya dalam dunia kerajinan dan jahit menjahit.

"Awalnya saya memang suka bikin kerajinan, yang simpel-simpel, seperti sarung tempat tisu dari kain bahan flanel," kata ibu dua putri ini, Jumat (5/3/2021).

Ayis sebelumnya bekerja sebagi quality control di salah satu perusahan makanan ringan di Bandar Lampung.

Namun, lantaran rutinitas kerja yang menghabiskan waktu seharian penuh, membuat dia kehilangan waktu untuk hobinya itu.

"Ya jenuh (bekerja), pergi subuh, pulang magrib. Kadang kalau produksi pabrik lagi tinggi, harus lembur," kata Ayis.

Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, Ciprut Craft Banting Setir Ganti Produksi Plushie Jadi Masker

Awalnya, ditawari bikin kerajinan untuk mahar perkawinan

Siti Nuraisyah (33) mengerjakan plushie (boneka) di workshop-nya di Perum Ragom Gawi Permai I, Rajabasa. Plushie produk merek Ciprut Craft ini didesain secara eksklusif, hanya satu untuk satu produk. (FOTO: Dok. Ciprut Craft)KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Siti Nuraisyah (33) mengerjakan plushie (boneka) di workshop-nya di Perum Ragom Gawi Permai I, Rajabasa. Plushie produk merek Ciprut Craft ini didesain secara eksklusif, hanya satu untuk satu produk. (FOTO: Dok. Ciprut Craft)
Di saat bersamaan, sekitar akhir tahun 2011, ibu berusia 32 tahun ini ditawari membuat kerajinan untuk mahar pernikahan seorang temannya.

Konsep mahar pernikahan itu berupa boneka sebagai simbol kedua mempelai dan kreasi uang maharnya.

Karakter boneka itu diminta semirip mungkin dengan penampilan kedua mempelai.

"Kalau bonekanya beli, belum pasti mirip. Jadi ya harus dibuat sendiri," kata Ayis.

Ayis pun mencoba bereksperimen membuat boneka mempelai itu dengan kain flanel dan dakron untuk isi di dalam boneka.

Hasil kreasinya itu cukup memuaskan. Sang teman puas dan menyukai kreasi mahar pernikahan tersebut.

Baca juga: Buka Bisnis Nail Art Layanan Door to Door Saat Pandemi, Mona Tirta Bisa Balik Modal 4 Bulan

Order mulai berdatangan, Ayis pilih berhenti kerja

Yang lebih mengejutkan, ternyata Ayis mendapatkan penghasilan yang mencapai hampir setengah gajinya sebulan di pabrik dari hasil membuat kreasi mahar itu.

Setelah itu, sejumlah order pun berdatangan.

Di tahun 2012, Ayis memutuskan untuk berhenti bekerja formal dan fokus membangun usaha crafting itu.

"Modal awal dari tabungan, buat beli stok kain flanel, pernak-pernik, dakron, sama mesin jahit listrik yang kecil. Habis kisaran Rp 5 juta mungkin," kata Ayis.

Baca juga: Tawarkan Sensasi Makan Mie Ayam dan Bakso di Wajan Mini, Pedagang Penyetan Ini Raih Rp 5 Juta Per Hari

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com