LAMPUNG, KOMPAS.com - Sudah banyak yang membuktikan, jika hobi yang kita jalani bisa diubah menjadi pundi-pundi. Sama halnya cerita Siti Nuraisyah (Ayis), yang menjadikan hobinya di bidang kerajinan jahit-menjahit menjadi sumber penghidupannya saat ini.
Ia saat ini memiliki usaha Ciprut Craft, yang memproduksi boneka karakter (plushie).
Produk Ciprut Craft lahir dari hobi menjahit yang kemudian menjadi sumber pundi-pundi. Begini cerita Ayis memulai usahanya.
Baca juga: Tips Memulai Bisnis dari Owner Ciprut Craft: Mulai Saja, Jangan Kebanyakan Mikir...
Owner Ciprut Craft, Siti Nuraisyah (Ayis) mengungkapkan, usaha UMKM yang kini dijalaninya bersama sang suami, Mohamad Reza, berawal dari hobinya dalam dunia kerajinan dan jahit menjahit.
"Awalnya saya memang suka bikin kerajinan, yang simpel-simpel, seperti sarung tempat tisu dari kain bahan flanel," kata ibu dua putri ini, Jumat (5/3/2021).
Ayis sebelumnya bekerja sebagi quality control di salah satu perusahan makanan ringan di Bandar Lampung.
Namun, lantaran rutinitas kerja yang menghabiskan waktu seharian penuh, membuat dia kehilangan waktu untuk hobinya itu.
"Ya jenuh (bekerja), pergi subuh, pulang magrib. Kadang kalau produksi pabrik lagi tinggi, harus lembur," kata Ayis.
Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, Ciprut Craft Banting Setir Ganti Produksi Plushie Jadi Masker
Konsep mahar pernikahan itu berupa boneka sebagai simbol kedua mempelai dan kreasi uang maharnya.
Karakter boneka itu diminta semirip mungkin dengan penampilan kedua mempelai.
"Kalau bonekanya beli, belum pasti mirip. Jadi ya harus dibuat sendiri," kata Ayis.
Ayis pun mencoba bereksperimen membuat boneka mempelai itu dengan kain flanel dan dakron untuk isi di dalam boneka.
Hasil kreasinya itu cukup memuaskan. Sang teman puas dan menyukai kreasi mahar pernikahan tersebut.
Baca juga: Buka Bisnis Nail Art Layanan Door to Door Saat Pandemi, Mona Tirta Bisa Balik Modal 4 Bulan
Yang lebih mengejutkan, ternyata Ayis mendapatkan penghasilan yang mencapai hampir setengah gajinya sebulan di pabrik dari hasil membuat kreasi mahar itu.
Setelah itu, sejumlah order pun berdatangan.
Di tahun 2012, Ayis memutuskan untuk berhenti bekerja formal dan fokus membangun usaha crafting itu.
"Modal awal dari tabungan, buat beli stok kain flanel, pernak-pernik, dakron, sama mesin jahit listrik yang kecil. Habis kisaran Rp 5 juta mungkin," kata Ayis.