MAKASSAR, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan penyebab banjir di Kota Makassar disebabkan ulah pengembang perumahan yang menutupi aliran sungai.
Hal tersebut diungkapkan Andi Sudirman Sulaiman saat bertemu dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, saat meninjau pengerukan Sungai Balangturungang Daya, di Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, Minggu (14/3/2021).
Peninjauan tersebut sebagai bentuk penanganan masalah banjir yang kerap terjadi di beberapa titik kota Makassar.
Baca juga: Mengenal Festival Vaksin di Makassar, Diawali Apel 1.000 Nakes hingga Warga Dijemput Ojol
Selain meninjau, Andi Sudirman Sulaiman sekaligus duduk bersama dengan Kepala BBWS Pompengan Jeneberang, Adenan Rasyid, membahas upaya antisipasi untuk penanganan banjir di Makassar.
Dari peninjauan tersebut, Andi Sudirman mengungkapkan, salah satu penyebab terjadinya banjir akibat luapan sungai dikarenakan adanya penyumbatan aliran sungai di jembatan dan penutupan saluran yang dilakukan pihak pengembang perumahan.
“Ada bottle neck di jembatan oleh betonisasi sehingga menyumbat aliran. Juga terdapat jembatan dan penutupan saluran oleh developer perumahan serta aliran Sungai Tallo membelah kota menghalangi anak sungai ketika meluap dan tertahan air pasang saat hujan,” ungkap Andi Sudirman dalam rilisnya yang diterima, Senin (15/3/2021).
Untuk itu, kata Andi Sudirman, butuh normalisasi saluran dengan membongkar bottle neck beton dan jembatan penyempit, tanggul sungai.
Baca juga: Pertama di Indonesia, KA Makassar-Parepare Gunakan Lebar Rel 1.435 Milimeter
Selain itu, dibutuhkan penambahan kolam regulasi untuk menekan volume aliran serta mereduksi dampak banjir ke sekitar.
Sedangkan Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto mengungkapkan, ada dua titik banjir yang parah yakni di Pa’cerakkang dan Antang.
Dia mengatakan solusi penanggulangan khusus di Kodam III dan sekitarnya akan dibuat kolam regulasi sebesar 50 hektar yang berlokasi di Kabupaten Maros.
“Kami sudah sepakat. Langkah awal paling cepat memperdalam dan tetap kordinasi balai. Untuk penanggulangan banjir di Antang itu kami akan membuat kanal. Tapi langkah awal juga kita mau buat garis air kordinasi camat dan perumahan-perumahan di sekitarnya. Di Pa’ccerakkang itu disebabkan dangkalnya Sungai Biring Je’ne yang biasa juga disebut dengan sungai Bangkala,” beber Danny saat dihubungi, Senin.
Tak sampai di situ, Danny juga menyebutkan akan membuat tim penanggulangan banjir yang tersusun dari pihak Pemerintah Kota Makassar, Balai Besar Sungai Je’neberang dan Pihak Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Desa di Padang Lawas, 9 Bangunan Rusak Parah, Puluhan Warga Mengungsi
Sementara itu, Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Adenan mengaku tengah berupaya penanganan banjir dengan kembali membersihkan tanaman liar, sekaligus melakukan penggalian untuk menormalkan arus sungai.
“Tadi alat kita sudah mulai bekerja. Insya Allah target kita satu bulan untuk membersihkan ruas yang sudah kita tentukan. Ada beberapa bangunan yang menghambat aliran dan kita sudah minta aparat pemerintah setempat untuk membantu mengaturnya. Pembersihan arus sungai yang dikerjakan kali ini, adalah pengerjaan sisi lain jembatan Daya dari sisi lainnya yang sebelumnya sudah dikerjakan pada bulan lalu,” tambah Adenan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.