Berbeda dengan Sukadi, menurut Aris abu kremasi Hayam Wuruk tidak disimpan di Candi Ngetos.
Adapun Candi Ngetos yang ada merupakan candi pendharmaan saja, yang tujuan dibangunnya agar kelak warga tetap mengenang sosok Hayam Wuruk.
“Itu (abu kremasi disimpan di Candi Ngetos) hanya pendapat orang luar saja, tapi secara tertulis tidak ada bukti,” tutur Aris.
Aris menuturkan, warga Ngetos tak ada lagi yang beragama Hindu, mayoritas warganya muslim.
Baca juga: Cerita Aris Sang Kolektor Koin Majapahit Kuno, Tolak Tawaran Jual Rp 5 Juta Per Keping
Meski begitu, Candi Ngetos masih tetap terpelihara dengan baik dan masih aktif dipakai sebagai tempat peribadatan umat Hindu.
“Masih aktif (dipakai tempat peribadatan) hingga sampai sekarang,” ujar Aris.
Menurut Aris, biasanya umat Hindu di Kabupaten Nganjuk dan luar kota datang ke Candi Ngetos untuk beribadah di hari-hari tertentu.
Mereka, kata Aris, berkunjung sebelum hari raya agama Hindu seperti Nyepi dan Kuningan.
“Kemarin sebelum nyepi itu juga datang (umat Hindu untuk beribadah di Candi Ngetos). Mereka dari luar kota, ada Jawa Tengah, Jawa Barat, banyak nggak hanya terbatas orang Nganjuk saja,” jelas Aris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.