Kedatangan ribuan wisatawan asing itu bisa menambah harapan bagi pelaku wisata di Trawangan. Sebab, para pelaku wisata sangat merasakan dampak pandemi Covid-19.
Meski begitu, para pelaku wisata diminta bersabar karena para wisatawan itu akan kembali ke Bali setelah Nyepi.
"Kemungkinan besok (Senin) sudah pada balik lagi mereka ke Bali," Kata Wardana.
Meski kedaangan ribuan turis, pihaknya tetap menekankan penerapan protokol kesehatan Covid-19. Sebelum naik fast boat, turis harus menjalani rapid test antigen yang berlaku selama lima hari.
Wardana mengaku, sejumlah turis asing malas menggunakan masker. Apalagi, saaat berada di pantai dan bersepeda keliling pulau.
"Kalau dibilang bandel, mau bilang apa lagi, jarang yang pakai masker," keluh Kades Gili Indah.
Dari pantauan Kompas.com, sebelum Hari Raya Nyepi, kondisi di Gili Trawangan dan dua gili lainnya, benar-benar sepi.
Baca juga: Sudah 2 Kali Divaksin, Wagub NTB Positif Covid-19, Begini Kondisinya
Banyak hotel dan restoran yang tutup. Hanya sejumlah warung makan sederhana yang masih bertahan.
Para pelaku wisata yang menawarkan jasa snorkeling dan menyelam mati total karena menurunnya jumlah kunjungan turis.
"Sepi pokoknya terawangan, dan ada yang tahan kalau kondisinya begini terus," kata salah satu pegawai restoran di Gili Trawangan, Sofyan Pradana.
Salah satu warga Lombok Barat yang berlibur ke Trawangan, Ifan mengatakan, suasana pulau itu sangat berbeda dari biasanya.
"Semua tutup, sepinya kok terasa sekali ya, saya tidak pernah melihat Trawagan sepi begini," katanya sambil mengayuh sepeda yang disewanya dengan harga yang murah, turun 50 persen.
Segala upaya dilakukan para pelaku wisata di Trawangan untuk bertahan. Para pemilik hotel menurunkan harga sewa hingga 65 persen.
Pengelola penyewaan sepeda juga tak jauh beda, mereka menurunkan harga sewa hingga 50 persen.