"Karena ini kan sekolah kejuruan, yang memang ada praktik. Itu kan tidak bisa diemail. Tapi, kami masih belum berani berspekulasi apakah sudah tatap muka atau belum, karena siswa hanya dua yang terpapar," kata dia.
Pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut secara mendalam terkait penyebab pasti muncul klaster di sekolah itu.
Sejauh ini, informasi yang didapat belum terurai seutuhnya karena masih dalam proses tracing sampai sekarang.
Dari total 20 orang terpapar, lanjut Asep, 14 orang di antaranya dirawat di ruang isolasi RSUD Dewi Sartika, Kawalu, Kota Tasikmalaya.
Sedangkan 4 orang guru lainnya pulang ke daerah asalnya untuk menjalani perawatan dan sisanya menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Sudah 2 Kali Divaksin, Wagub NTB Positif Covid-19, Begini Kondisinya
"Kalau secara keseluruhan para pasien semuanya OTG dan hanya ada satu dua orang mengalami demam, batuk dan pilek," pungkas dia.
Kepala Puskesmas Tamansari, Mohammad Ali Syaban, membenarkan bahwa selama ini ada siswa di sekolah itu yang tinggal di asrama sekolah.
Namun, selama ini para siswa di asrama tetap melakukan pembelajaran secara daring, tapi ada pelajaran praktikum yang mesti dilakukan di sekolah tersebut.
"Ada asrama di sekolah itu dan diisi pelajar. Kalau sekolah masih daring tapi ada praktikum di sekolahnya," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.