Selain pengorekan dan pembersihan parit, Bobby dalam rapat yang didampingi Plt Asisten Pemerintahan dan Sosial Setda Kota Medan Khairul Syahnan, Kadis PU Kota Medan Zulfansyah Ali Syahputra, Kadis Kebersihan dan Pertamanan M Husni, Kabag Tapem Ridho Nasution serta enam camat yang wilayahnya dilintasi parit Sulang-saling mengingatkan agar dipikirkan tempat pembuangan sendimentasi dan sampah hasil pengerukan.
"Penanganan banjir tidak selesai dengan pengorekan saja, harus ada grand design permasalahan banjir, dengan grand design dapat dilakukan pemetaan faktor penyebab banjir serta langkah-langkah mengatasinya. Termasuk, perlunya kerja sama dengan pemerintah provinsi dan pusat sehingga penanganan berjalan baik," ucapnya.
Selain itu, mendapat dukungan penuh dari pihak kecamatan dan kelurahan.
Juga diciptakan penanganan yang baik mulai dari proyek hulunya, dengan demikian, penanganan banjir yang dilakukan tidak sekedar seremonial namun mampu mengatasi persoalan yang dikeluhkan masyarakat.
"Penanganan banjir harus dilakukan cepat karena masuk dalam salah satu program prioritas yang harus diselesaikan. Apabila dalam penanganannya ada kendala di luar kewenangan, segera sampaikan kepada saya," kata Bobby.
Keenam camat melaporkan bahwa persoalan banjir di wilayahnya bukan hanya karena pendangkalan parit yang sudah lama tidak dinormalisasi, namun tidak sedikit developer yang menutup permukaan parit.
Ditambah lagi, penanganan yang dilakukan selama ini umumnya dilakukan secara manual menggunakan peralatan seadanya sebab alat berat sulit masuk ke lokasi akibat tidak ada akses jalan menyusul banyaknya bangunan milik warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.