Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ayah Selamatkan 2 Anaknya dalam Kecelakaan Bus Sumedang, Harus Kehilangan Adik Tersayang

Kompas.com - 13/03/2021, 11:29 WIB
Aam Aminullah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Ase Hidayat (43), Aan Anwar Sadad (38), Davita Nur Hidayat (10), dan Pahira Nur Hidayat (7), merupakan tiga di antara 65 penumpang bus Sri Padma Kencana yang masuk jurang di Tanjakan Cae, Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).

Pada peristiwa nahas yang menewaskan 29 penumapng tersebut, Ase mengalami luka ringan. Sedangkan, dua anaknya mengalami luka berat.

Namun, Ase harus kehilangan adik kandungnya Aan dalam kejadian itu.

Ase mengatakan, ia bersama dua anak dan adiknya duduk berjauhan di dalam bus dalam rombongan SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang, ini.

Baca juga: Lambaian Terakhir Korban Tewas Kecelakaan Bus di Sumedang...

Saat bus masuk ke dasar jurang, ia terpental hingga keluar bus.

"Saat itu saya merasakan sakit pada beberapa bagian tubuh. Tapi yang ada dalam pikiran saya saat itu dua anak dan adik saya," ujar Ase saat menemani anaknya yang tengah dirawat di ruang III A RSUD Sumedang, kepada Kompas.com, Jumat (12/3/2021).

Baca juga: Guru Korban Kecelakaan Bus di Sumedang Sempat Dilarang Ikut Ziarah, Rencana Menikah Akhir Tahun Pun Kandas

Dalam kondisi panik melihat banyaknya korban, Ase mendengar suara rintihan seorang anaknya.

"Saat mencari itu, saya mendengar anak saya Pahira memanggil-manggil saya, 'ayah, ayah'. Lalu saya mencari sumber suara itu," tutur Ase.

 

Setelah cukup lama mencari, Ase akhirnya menemukan anaknya dalam kondisi terjepit badan bus dengan posisi kepala di bawah tanah dan kaki terjepit di dalam bus.

"Jadi posisinya itu tergelantung. Kepala anak saya mengadap tanah (seperti menancap di tanah). Karena susah diangkat saya cakar-cakar tanahnya dengan tangan. Setelah itu saya mengangkatnya dan mengeluarkannya dari bus," sebut Ase.

Sedangkan anak Ase lainnya, Davita ditemukan di luar bus dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Setelah dua anaknya ditemukan, Ase berupaya mencari adiknya. Namun, dia menemukan adiknya sudah meninggal.

Ase menyebutkan, tidak menyangka kejadian tersebut dialaminya bersama adik dan kedua anaknya.

"Saya ikhlas, saya sudah ikhlas," kata warga Dusun Nangkod RT 06/02, Desa Kawungluwuk, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang ini sambil menyeka air mata.

Ase mengatakan, sebelum menempuh perjalanan dari Subang menuju ke lokasi wisata ziarah Pamijahan via Bandung, dia dan sejumlah temannya di dalam bus merasakan hal yang janggal.

"Dari Bandung sebelum berangkat itu, Pak Imam (32, (korban selamat, bilang ke sopir mencium bau sangit. Kata sopir itu bilangnya, baru ganti kampas rem, tidak akan jadi masalah, itu bau seperti itu sudah biasa karena habis ganti kanvas rem itu," tutur Ase.

Ase juga tidak bisa menduga penyebab sebenarnya hingga bus tersebut masuk jurang.

Saat ini, Ase hanya berharap, kedua anaknya bisa kembali sembuh seperti sediakala.

"Adik saya orang baik. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT," kata Ase.

 

Sebelumnya diberitakan, 63 siswa SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, menggelar study tour dan ziarah di Pamijahan, Tasikmalaya.

Lalu, pada Rabu (10/3/2021), bus PO Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae.

Diduga sopir bus tak mengenal medan di tanjakan yang dikenal ekstrem tersebut.

Bus dilaporkan sempat oleng, lalu terjun ke jurang sedalam belasan meter.

Bus tersebut memiliki 63 kursi. Namun, korban yang ditemukan 65 orang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Regional
Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Regional
Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Regional
Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Regional
Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Regional
Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Regional
Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com