Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi, Tukang Bangunan di Gunungkidul Pilih Jadi YouTuber, Buat Konten di Desa, Hasilkan Jutaan Rupiah

Kompas.com - 13/03/2021, 08:00 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Masa pandemi membuat orang harus kreatif menyikapi kondisi yang penuh keterbatasan.

Beberapa warga Gunungkidul, DI Yogyakarta, memanfaatkan platform media sosial untuk menambah penghasilan.

Seperti dilakukan Mulatif Mustofa, Warga Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen. Bermula dirinya bekerja di sebuah toko plafon dan petani.

Namun, di awal pandemi tahun 2020, pekerjaannya terpengaruh.

Beruntung dirinya memiliki teman seorang yang sudah sejak lama memiliki Channel YouTube.

Baca juga: Piala Menpora, Pemerintah DIY Minta Penyelenggara Tanggung Jawab Jika Muncul Klaster Covid-19

Awalnya, Tova panggilan akrab Mulatif, hanya membantu ikut membuat video.

Namun seiring berjalannya waktu, dirinya mencoba untuk membuat video kolaborasi sambil bekerja.

Namun, karena pekerjaannya sebagai pemasang plafon sepi orderan, dirinya pun mulai aktif membuat video. 

"Awalnya bersama Faris, lalu saya ngedit sendiri dan bikin video sendiri," ucap Tova ditemui di Wonosari Jumat (12/3/2021).

Tova memproduksi video tentang keseharian orang desa, seperti membuat makanan kampung, wisata lokal, hingga panen. Video yang diunggah melalui akun Tova Veno pun banyak ditonton oleh warga Gunungkidul yang ada di perantauan.

Subscribernya mencapai 13.400 orang. Setiap dua hari ia merilis video dan ditonton rata-rata 10 ribu orang.

"Lumayan per bulannya bisa UMR Jogja lah," kata pria sederhana itu.

Di sela videonya, dirinya pun menjual makanan tradisional. Penontonnya pun banyak yang memesan belalang goreng, krecek hingga gula batu.

"Paling banyak yang memesan wilayah Jabodetabek, Sumatra, dan Bali," kata Tova.

"Kebanyakan yang memesan makanan tradisional karena di sana tidak ada," ucap Tova.

Hal serupa dilakukan Yusuf Aditya Putratama, warga Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari.

Pengelola wisata di Pantai Nglambor ini, memilih memaksimalkan beberapa channel YouTube nya untuk mendulang rupiah.

Dirinya memiliki 5 channel YouTube termasuk milik anaknya yang baru berusia 5 tahun.

"Paling baru, channel nama pribadi saya. Isinya video keseharian keluarga," kata Aditya.

Baca juga: Dugaan Korupsi di Kantor Kecamatan Purbalingga Kota, 40 Pegawai Diperiksa Kejaksaan

Hampit setiap hari keluarga ini memproduksi video yang dia bagikan melalui channel YouTube miliknya.

Dari 5 channel yang dimilikinya sudah mampu mencukupi kehidupan keluarganya di samping iklan terpasang di akun Instagram nya.

Video channel Adhitya Putratama berisi aktivitas memasak, dilanjutkan makan bersama istri dan anak semata wayangnya.

"Lumayanlah bisa untuk menghidupi keluarga," kata Aditya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Usai Banjir Demak, Siti Panik Ketiga Anaknya Terkena DBD

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Dikabarkan Tenggelam di Laut, Aparat Desa Ternyata Pergi Jauhi Rekannya

Regional
Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Perjuangan Sisilia Unut Sudah 30 Tahun Memikul Derita Sakit Gondok Seukuran Bola Plastik, Butuh Biaya Operasi

Regional
Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Pengakuan Pembunuh Karyawan Toko di Sukoharjo, Incar THR Korban Senilai Rp 5 Juta untuk Bayar Utang

Regional
Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Digaji Rp 2,2 Juta, Bawaslu Pangkalpinang Cari 21 Anggota Panwascam

Regional
Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Harga Naik, Peminat Perhiasan Emas Muda di Kota Malang Meningkat

Regional
Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Mobil Dinas Terekam Isi BBM Bersubsidi, Begini Penjelasan Pemprov Jateng

Regional
Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Sempat Kosong, Stok Vaksin Antirabies di Sikka Sudah Tersedia

Regional
Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Satreskrim Polres Merauke Tangkap Para Pelaku Jambret yang Beraksi di 6 Titik Berbeda

Regional
Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Calon Bupati Independen di Aceh Utara Wajib Kantongi 18.827 Dukungan

Regional
Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Sudah Punya Tokoh Potensial, Partai Demokrat Belum Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang

Regional
Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com