KOMPAS.com - Sebanyak 16 orang diamankan dan tengah diperiksa di Polres Pandeglang.
Mereka diduga menjalankan sebuah ritual dengan cara mandi telanjang bersama.
Ritual itu dilakukan di penampungan air PT GAL, yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Ada 16 orang yang diamankan, terdiri dari lima perempuan dewasa, delapan laki-laki, dan tiga anak-anak," jelas Wakil Kepala Polres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana, kepada Kompas.com, Kamis.
Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis (11/3/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.
Baca juga: 16 Pria, Wanita, dan Anak-anak di Pandeglang Mandi Telanjang Bersama, Diduga Ritual Ajaran Sesat
Dilansir dari TribunBanten, setelah mendapat informasi dari warga, polisi mengamankan keenam belas orang itu pada pukul 17.00 WIB.
Warga tersebut melihat sejumlah orang melakukan kegiatan tidak lazim.
Polisi turut mengamankan beberapa barang milik 16 orang itu, antara lain baju, kartu tanda penduduk, dan dompet.
Dari keterangan yang diperoleh, ritual itu dilakukan demi membersihkan diri dari segala dosa untuk kemudian menjadi pribadi yang lebih baik.
Diduga ritual tersebut merupakan bagian dari ajaran Hakekok. Kata Riky, mereka mengaku baru sekali melakukannya.
Baca juga: Virtual Police Mulai Bergerak, Seorang Pemuda di Solo “Diamankan” gara-gara Komentarnya
Untuk menentukan apakah ajaran Hakekok dinyatakan sesat atau bukan, pihaknya akan menggelar rapat dengan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Riky meminta kepada masyarakat Pandeglang, khususnya di Kecamatan Cigeulis, untuk tidak resah terhadap kegiatan yang dilakukan sejumlah orang tersebut karena saat ini sedang ditangani oleh pihak kepolisian.
Riky menjabarkan ajaran Hakekok dibawa oleh warga berinisial A.
Dia mengaku sebagai murid seorang pemimpin ajaran tersebut yang berasal dari Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Baca juga: Tukang Becak Temukan Bungkusan, Setelah Dirobek Ternyata Berisi Senjata Api Rakitan dan Peluru
Dari penelusuran Kompas.com, polemik ajaran Hakekok ini pernah muncul pada 2009.
Dalam pemberitaan Antara, 10 September 2009, MUI Provinsi Banten menyatakan bahwa ajaran Hakekok yang dianut oleh sebagian warga Pandeglang, menyimpang dari Islam.
KH Aminudin Ibrohim selaku Ketua MUI Banten kala itu, menerangkan Hakekok merupakan variasi dari tasawuf dan ritual menyimpang.
Baca juga: Cerita Korban Selamat Kecelakaan Bus di Sumedang, Sempat Cium Bau Sangit dan Rasakan Bus Oleng
“Yang dimaksud menyimpang itu, beribadah cukup dengan niat dan dilakukan di tempat gelap. Selain itu laki-laki dan wanita yang bukan muhrimnya diperbolehkan bercampur (berhubungan badan-red),” sebutnya.
Terkait ajaran ini, sempat muncul gesekan dengan warga.
Baca juga: Bawa 126 Orang, KM Fajar Baru 8 Terbakar, Sempat Terdengar Ledakan
Puncaknya adalah adanya pembakaran sebuah padepokan di Kecamatan Cimanuk, Pandeglang, yang diduga mengembangkan ajaran Hakekok.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Banten, Acep Nazmudin | Editor: David Oliver Purba), TribunBanten, Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.