Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara 4 Keluarga Terisolasi karena Akses Jalan Dibangun Tembok, Pemilik Sebut Sudah Dibagi Sesuai Warisan

Kompas.com - 12/03/2021, 13:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Akses jalan menuju empat rumah warga di Desa Widodaren, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, ditembok dan dibuat bangunan permanen.

Akibatnya, empat keluarga kini terisolasi. Warga kesulitan keluar masuk karena jalan tertutup bangunan.

Satu-satunya jalan yang harus dilewati warga adalah melalui saluran air atau got.

Baca juga: Akses Jalan Ditembok, 4 Keluarga Terisolasi, Terpaksa Memutar Lewat Saluran Air

Bagaimana duduk perkara persoalan ini?

Tembok yang dibangun menutup akses tiga rumah warga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang Jawa Tengah.Kompas.com/Ari Himawan Tembok yang dibangun menutup akses tiga rumah warga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang Jawa Tengah.
Pemilik tanah tersebut ialah keluarga Sukendro.

Pihak pemilik tanah menegaskan, lokasi itu menjadi hak mereka dan telah dibagi sesuai hak waris.

Pada 18 Februari 2021, seorang warga bernama Tri Budi sempat membeli tanah tersebut.

Saat itu, lokasi masih berupa tanah dan belum ada bangunan.

Tri membayarkan uang muka Rp 50 juta dari harga total Rp 100 juta.

Baca juga: Isak Tangis Yayat, Putrinya Tewas dalam Kecelakaan Bus di Sumedang, Sempat Dilarang Berangkat, Kini Batal Nikah

 

Ilustrasi uang Dok. Kredivo Ilustrasi uang
Uang dikembalikan dan tiba-tiba ditutup tembok

Namun, sebelum pelaksanaan Pilkades Desember 2020, uang yang telah dibayarkan Tri Budi akhirnya dikembalikan secara sepihak melalui menantunya.

Kemudian pada 27 Februari 2021, secara mengejutkan, keluarga Sukendro membangun bangunan permanen di tanah itu, sekaligus menembok akses jalan.

"Setelah kalah pilkades dibangun tembok sampai sekarang," kata Tri Budi.

Akibatnya, beberapa keluarga menjadi terisolasi.

"(Rumah) milik ayah saya Suharto, terus ada Pak Kismanto, Agus, dan Amsori tertutup akses jalannya," tuturnya.

Imbas penutupan itu, warga kesulitan keluar masuk. Mereka harus memutar dan melewati saluran air atau got.

Ia pun tidak mengetahui mengapa akses jalan ditutup tiba-tiba.

Baca juga: 13 Nisan Kayu di Makam Tua Tokoh Terpandang Dicuri, Ahli Waris: Kalau Dihitung Harganya Rp 23 Juta

Versi keluarga pemilik tanah

Anak dari pemilik tanah Sukendro yang bernama Andrianto Susatyo (37) menjelaskan, tanah itu merupakan tanah warisan milik adik bungsu sehingga mereka kukuh tak akan menjual tanah tersebut.

"Awalnya memang kami jual, tetapi setelah beberapa hari ada rumor yang tidak enak. Akhirnya uang DP saya kembalikan baik-baik," kata Andri.

Ia membantah pembangunan tembok itu berkaitan dengan ajang pilkades pada Desember lalu.

"Bukan karena pilkades kalah ya, memang tanah itu buat adik bontot (bungsu) saya," kata dia.

Baca juga: Fakta-fakta Anggota TNI Serda AR Dikeroyok, 3 Pelaku Bertopeng Telah Ditangkap

 

Ilustrasi mediasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi mediasi
Dua pihak dipertemukan, belum ada titik temu

Polsek Petarukan, Pemalang, pun turun tangan menangani konflik pembangunan tembok itu.

Mereka mempertemukan dua belah pihak, yakni keluarga Sukendro selaku pemilik tanah dan Tri Budi selaku warga yang rumahnya terisolasi.

Kapolsek Petarukan AKP Heru Irawan mengemukakan, masing-masing pihak kukuh dengan pendapatnya.

Keluarga Sukendro ngotot mendirikan bangunan tembok karena merupakan hak mereka, sedangkan Tri Budi meminta supaya tanah bisa dijual demi keadilan.

"Kita sudah mengumpulkan dua keluarga di balai desa kemarin Rabu (10/3/2021), namun masih nihil. Kami kira semua masih panas sehingga apa yang dilakukan petugas menunggu suasana cooling down," kata Heru.

Polisi pun akhirnya mencoba mencari upaya lain, yakni dengan memetakan jalan lain sebagai alternatif yang bisa dilewati warga.

"Kita masih cek lapangan apakah masih ada jalan lagi selain melewati saluran air. Yang jelas, dalam beberapa hari ini akan kami pertemukan kembali agar masalah ini cepat selesai," ungkapnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Pekalongan, Ari Himawan Sarono | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com