Namun, sebelum pelaksanaan Pilkades Desember 2020, uang yang telah dibayarkan Tri Budi akhirnya dikembalikan secara sepihak melalui menantunya.
Kemudian pada 27 Februari 2021, secara mengejutkan, keluarga Sukendro membangun bangunan permanen di tanah itu, sekaligus menembok akses jalan.
"Setelah kalah pilkades dibangun tembok sampai sekarang," kata Tri Budi.
Akibatnya, beberapa keluarga menjadi terisolasi.
"(Rumah) milik ayah saya Suharto, terus ada Pak Kismanto, Agus, dan Amsori tertutup akses jalannya," tuturnya.
Imbas penutupan itu, warga kesulitan keluar masuk. Mereka harus memutar dan melewati saluran air atau got.
Ia pun tidak mengetahui mengapa akses jalan ditutup tiba-tiba.
Baca juga: 13 Nisan Kayu di Makam Tua Tokoh Terpandang Dicuri, Ahli Waris: Kalau Dihitung Harganya Rp 23 Juta
"Awalnya memang kami jual, tetapi setelah beberapa hari ada rumor yang tidak enak. Akhirnya uang DP saya kembalikan baik-baik," kata Andri.
Ia membantah pembangunan tembok itu berkaitan dengan ajang pilkades pada Desember lalu.
"Bukan karena pilkades kalah ya, memang tanah itu buat adik bontot (bungsu) saya," kata dia.
Baca juga: Fakta-fakta Anggota TNI Serda AR Dikeroyok, 3 Pelaku Bertopeng Telah Ditangkap