Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalbar Kombes Pol Ade Yana mengatakan, saat ini memang sebagian besar pengungkapan narkoba di perbatasan melalui jalur tikus di hutan.
“Sabu atau narkoba lain yang masuk bukan lewat border (jalur masuk resmi), tapi lewat hutan. Sebab tidak semua jalur itu dijaga aparat,” kata Ade kepada wartawan, Rabu (10/3/2021).
Menurut Ade, para bandar narkoba kerap menjadikan warga lokal yang sudah paham kondisi hutan perbatasan sebagai kurir.
“Mereka bawa narkoba lewat jalur tikus yang kosong, tidak dijaga aparat. Kurir juga kebanyakan orang sana (warga lokal) yang paham kondisi di sana,” ucap Ade.
Ade menjelaskan, pandemi Covid-19 tidak terlalu memengaruhi peredaran narkoba, khususnya di Kalbar.
Sebab, berdasarkan sejumlah temuan menunjukkan produksi narkoba jenis sabu tersebut berasal dari Tiongkok, China.
Kemudian transit di Malaysia Timur, lalu masuk ke Indonesia melalui perbatasan di Kalbar.
Ade menduga, bandar besarnya berada di Malaysia kemudian dibeli dan dikirim menggunakan jasa kurir ke Indonesia.
“Setelah masuk ada yang dijual di Kalbar, ada juga yang disebar ke daerah lain, bahkan ke Pulau Jawa. Tapi lebih banyak di Kalbar,” ujar Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.