KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Animal Defenders Indonesia Doni Herdaru Tona menyayangkan perbuatan pengunjung Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor yang melempar sampah botol plastik dan tisu ke mulut satwa kuda nil.
Pihak Taman Safari pun telah melaporkan pengunjung berinisial K (56) tersebut setelah kasus ini viral hingga membuat geram netizen pengguna media sosial.
"Ini harus menjadi pelajaran sehingga tidak boleh diulangi karena sudah banyak hewan yang celaka gara-gara plastik. Jadi stop," kata Doni bersama komunitasnya saat turut mengawal kasus tersebut di TSI, Puncak Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/3/2021).
Menurut dia, dalam melihat kasus ini terdapat inisiatif alias kesengajaan bukan kelalaian pengunjung tersebut.
Saat itu, ada upaya melempar botol sehingga masuk ke mulut kuda nil yang menganga menanti makanan di area Safari Journey.
Padahal, kuda nil betina ini tidak dapat mencerna benda-benda asing seperti sampah plastik.
Jika saja sampah plastik itu tertelan, kata dia, tentunya dapat mengancam kesehatan satwa Hippopotamus amphibius asal Afrika itu.
"Jadi kalau dibilang jangan buang sampah sembarangan nanti hewannya kena, tidak, kurang cocok. Ini yang perlu koreksi dulu siapa pun pelakunya, berapapun usianya, sebaiknya mendapatkan pelajaran," ungkapnya.
Dalam menghadapi kasus seperti itu, lanjut dia, pihak taman safari harus mengambil sikap kebijaksanan dengan memberi bukti lengkap.
Dalam kasus ini, dia menyatakan, mendukung kepolisian untuk menegakkan hukum pada kasus pelemparan sampah ke mulut kuda nil itu.
"Apakah pelajaran nantinya diberikan seperti apa tentunya ini menjadi kebijaksaan dari pihak TSI karena mereka yang mempunyai legal standing delik aduan ini," ucap dia.
Baca juga: Nenek Pelempar Sampah ke Mulut Kuda Nil Terancam Tindak Pidana Ringan
Doni berharap agar ada perbaikan dari Taman Safari Indonesia, Bogor seperti pengawasan yang intens atas petugas kepada hewan-hewan yang di jaga di konservasi di area journey.
Kemudian, harus ada petunjuk melalui selebaran maupun papan imbaun di mana pengunjung bisa melaporkan secara fast respon saat melihat kejadian kasus serupa ini.
Bukan tanpa alasan, lanjut dia, sebab kasus seperti ini sudah terjadi kedua kalinya setelah sebelumnya kasus pengunjung yang memberi miras ke sejumlah satwa beberapa tahun lalu.
"Kami juga berharap ada teknologi yang lebih baik seperti CCTV yang bisa melihat dengan detail kalau kita lihat orangnya seperti apa, detailnya seperti apa, lalu penegasan kembali bahwa kawan-kawan semua jangan memberikan hal-hal yang berbahaya kepada hewan," bebernya.
"Kalau kalian tidak bisa berbuat baik, please jangan bertindak bodoh yang bisa membahayakan hewan, itu yang kita harapkan juga," tambah dia.
Baca juga: 1 Kg Butuh 3,5 Ekor Kucing, dalam Setahun Bisa 1.200 Kucing Dijagal...