Ia mengatakan, dulu dia bisa memijat minimal tiga pelanggan dalam sehari. Sekarang sehari belum tentu ada pelanggan.
Jika ada, tarifnya ia turunkan dari yang sebelumnya Rp 50.000 tiap 30 menit menjadi Rp 30.000 per 30 menit.
"Turis gak ada supaya bisa makan aja. Sehari kadang Rp 20.000 sampai Rp 50.000," katanya.
Kondisi ini juga dialami oleh anak-anaknya yang bekerja di sektor pariwisata.
Mereka di rumahkan dari tempatnya bekerja dan mengisi kesibukan dengan menjual bunga hingga makanan.
Tantri berharap pandemi segera berakhir dan ekonomi Bali kembali bergerak.
Wakil Ketua Bidang Budaya, Lingkungan dan Humas Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan sektor pariwisata Bali.
Kondisi pariwisata ini menurutnya sudah collapse.
Sebab ekonomi Bali 70 persen bergantung kepada pariwisata dan sisanya dari sektor pertanian serta sektor industri hasil kerajinan ekonomi kreatif.
"Ini parah dan sangat mendalam sehingga ekonomi Bali year on year minus 9,3 persen. Jadi paling parah di seluruh Indonesia," katanya saat dihubungi, Kamis (4/3/2021).
Ia menyebut di Bali ada sekitar 5.000 hotel yang 70 persennya berada di Kabupaten Badung.
Hampir 50 persen hotel tersebut tutup opersional dalam kurun waktu setahun terakhir.
Sementara 50 persen yang buka tingkat huniannya hanya rata-rata 5 persen. Jadi jika satu hotel memiliki 100 kamar, hanya lima kamar yang dihuni oleh tamu.
Hal ini menyebabkan ribuan pekerja wisata dirumahkan.
Pekerja di hotel dan restoran yang tergabung dalam PHRI yang dirumahkan mencapai 300.000 karyawan, transportasi 75.000 orang, dan industri 360.000 orang.
"Ini kan bahaya dampak sosialnya kalau kita tidak antisipasi sebisa mungkin," katanya.
Rai berharap pemerintah segera memberi kepastian dan tindakan penyelamatan sektor pariwisata Bali.
Rai menyarankan, pemerintah segera menuntaskan program vaksinasi di Bali dengan sasaran 70 persen penduduknya.
Menurutnya vaksinasi akan membuat kepercayaan dunia pariwisata internasional terhadap Bali kembali.