Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Bali Porak-poranda, Mampukah Kembali Bangkit?

Kompas.com - 05/03/2021, 05:20 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Setahun sudah pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, termasuk Bali.

Sejak pandemi diumumkan masuk ke Indonesia pada Maret 2020, perekonomian Bali yang menggantungkan pada sektor pariwisata seperti mati suri.

Tak ada wisatawan asing datang ke Bali membuat hotel kosong dan obyek wisata sepi.

Kondisi ini tercermin dari lengangnya jalanan di kawasan Kuta, Badung, Bali.

Baca juga: Selama Nyepi, Bali Tanpa Siaran TV, Radio, dan Internet, Ada Sanksi bagi Pelanggar

Misalnya di Jalan Bakung Sari, Kuta, deretan pertokoan banyak yang tutup. Jalanan lenggang dan tak ada lalu lalang wisatawan berjalan kaki seperti biasanya.

"Ini pertokoan pada tutup semua, kontrak abis ya karena tamu asing emang enggak ada. Dulu jalan ini macet, parkir aja gak bisa. Ini jalanan lengang satu arah jadi dua arah," kata Toni Pitoyo, kepala sebuah toko retail di kawasan Jalan Bakung Sari, Rabu (3/4/2021).

Baca juga: Langkah Pencegahan Virus Corona B.1.1.7 oleh Dinkes Bali

Toni mengatakan kondisi semacam ini sudah terjadi sejak April 2020. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan adanya pemulihan ekonomi.

Di sudut lain Jalan Bakung Sari, sebuah art shop "Pustaka" tampak buka. Toko tersebut dijaga Kadek Oka yang saat itu sedang membersihkan barang jualannya.

Ia mengaku membuka toko hari itu karena ingin bersih-bersih. Sebab, tak akan ada pelanggan yang masuk ke tokonya untuk membeli barang seni di pajangannya.

"Sepi sekali, enggak ada tamu ini hanya bersih-bersih saja. Sudah enggak ada pemasukan sejak pandemi itu," katanya saat ditemui.

Ia mengatakan kondisi ini karena tokonya mengandalkan wisatawan asing dan domestik sebagai pelanggan.

"Nol, kosong. Dari April sehabis lockdown itu, ya hampir setahun yang pastinya hampir setahun," katanya.

Kini untuk memeroleh pemasukan, Oka bekerja mengumpulkan minyak goreng bekas yang kemudian dijual ke pengepul.

Kadang dia pulang ke Jembrana untuk membantu keluarganya mengerjakan garapan lahan pertanian.

Pantai Kuta yang berjarak sekitar 5 menit dari Jalan Bakung Sari juga nampak lenggang. Begitu juga dengan parkiran yang biasanya penuh.

Pengunjung di pantai juga tak banyak seperti biasanya.

Hal ini dikeluhkan oleh Wayan Tantri (65), tukang pijat keliling di Pantai Kuta.

Tantri yang menjadi tukang pijat sejak 20 tahun silam ini mengaku kondisi kali ini terparah dibandingkan dengan adanya kejadian Bom Bali I, Bom Bali II, hingga erupsi Gunung Agung.

"Dulu masih ada tamu meski ada bom dan erupsi, sekarang anjlok sama sekali," katanya di Pantai Kuta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com