“Memang ada peningkatan kasus di sana dan sudah memenuhi syarat pelaksanaan fogging. Tapi tidak semua yang DBD,” katanya.
Namun demikian, situasi Covid-19 memang bisa mempengaruh warga hingga takut ke RS. Baning mencontohkan satu dari tiga kasus kematian akibat DBD di 2020.
“Salah satunya (kasus kematian DBD) tidak mengakses nakes sama sekali. Pertanyaannya kenapa? Padahal DBD itu relatif berisiko pada anak. Mungkin takut datang ke fasyankes, sehingga datang sudah terlambat,” kata Baning.
Terkait hal ini, Baning mengungkapkan bahwa sebenarnya Dinkes telah mengingatkan semua kalurahan pada potensi DBD pada musim hujan ini. Perangkat desa dikumpulkan untuk mengikuti elatihan PSN. Langkah ini untuk mengantisipasi melonjaknya kasus.
Catatan Dinkes terdapat peningkatan kasus DBD dari tahun ke tahun. Tertinggi terjadi di 2020 dengan 348 kasus, diikuti tiga kasus kematian. Kasus 2020 lebih tinggi 2019 yang sejumlah 296 kasus dan 109 di 2018. Dalam dua bulan di 2021 saja ada 47 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.