Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kampung Mati di Ponorogo, Bukan Tempat Mistis, Begini Kondisinya

Kompas.com - 04/03/2021, 16:05 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com - Keberadaan kampung mati di Dusun Krajan I, Dukuh Sumbulan, Desa Plalang, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, menjadi topik perbincangan hangat dalam tiga hari terakhir. 

Sebab, semenjak lima tahun lalu, kampung yang dikenal dengan sebutan Sembulan itu betul-betul sudah ditinggalkan seluruh penghuninya tanpa terkecuali.

Kepala Desa Plalangan, Ipin Herdianto membenarkan lingkungan itu sudah lima tahun terakhir tidak berpenghuni lagi.

Padahal, di areal seluas sekitar tiga hektare itu masih terdapat empat bangunan rumah permanen yang masih layak huni. 

“Dahulu masih ada dua kepala keluarga. Tetapi, empat atau lima tahun lalu sudah tidak lagi yang tinggal di lingkungan tersebut,” kata Ipin, yang dihubungi Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Baca juga: Punya Menantu Melissa asal Perancis, Rusmin Ajari Cara Buat Sambal Pakai Bahasa Isyarat

Ipin mendapatkan informasi lingkungan itu ditinggali sekitar 30 kepala keluarga.

Bahkan, kampung itu ramai dikunjungi orang karena menjadi tempat menimba ilmu agama warga di Desa Plalang.  

Namun, lambat laun, warga yang tinggal di kampung itu memilih pindah mengikuti keluarga di lokasi yang lain. 

Meski tidak berpenghuni, masih terdapat mushala tua yang masih dipakai warga untuk menjalankan ibadah shalat zuhur dan asar.

Warga yang memanfaatkan mushala itu rata-rata petani yang memiliki sawah di dekat lingkungan tersebut.

“Mushala masih sering dipakai untuk beribadah. Dan selalu dibersihkan setiap hari,” kata Iping.

Ipin membantah bila warga meninggalkan kampung itu karena persoalan mistis. Ia meyakini seluruh tempat pasti memiliki cerita mistis masing-masing.

Warga banyak meninggalkan kampung tersebut karena kondisinya sepi. 

"Dulunya banyak penghuninya. Karena tempatnya tidak ramai ada yang sudah nikah ikut pasangannya. Kemudian, yang punya anak ikut anaknya," kata Ipin. 

Baca juga: Setahun Covid-19, 16 Daerah di Jatim Zona Kuning, 22 Lainnya Zona Oranye

Ipin mengatakan, sampai saat ini, belum ada satupun keluarga yang ingin kembali ke kampung mati tersebut.

 

Sebab, warga yang pernah tinggal di lingkungan itu sudah banyak memiliki rumah sendiri.  

Meski ditinggalkan, keluarga yang memiliki aset tanah dan rumah sesekali datang ke kampung mati.

Biasanya mereka menggelar acara peringatan hari wafatnya pendahulu warga yang meninggal di kampung tersebut. 

Tolak dijadikan perumahan

Ahli waris pemilik tanah dan rumah di kampung mati menolak tawaran dari pengembang untuk dijadikan komplek perumahan.

"Namun, bila dibeli untuk pembangunan pesantren ahli waris menerimanya," ujar Ipin. 

Setelah viral di media sosial, banyak yang datang ke kampung mati karena penasaran. 

Baca juga: Pengembangan Destinasi Wisata Makam Bung Karno untuk Penguatan Wawasan Kebangsaan

Meski area kampung mati luas, kepemilikan tanah hanya dikuasai beberapa ahli waris. 

Bekas pondok

Sementara itu, Sumarno, salah mantan warga kampung Sumbulan menyebut di wilayah itu pernah berdiri sebuah pondok pesantren tahun 1850. 

"Pondok itu didirikan sekitar tahun 1850-an oleh Nyai Murtadho," kata Sumarno.

Murtadho merupakan anak seorang ulama dari Demak. Setelah didirikan, warga yang belajar di pondok pesantren tersebut semakin banyak bahkan dari luar daerah.

Namun, setelah Nyai Murtadho dan keluarganya meninggal, pondok pesantren tersebut semakin sepi.

Pada akhirnya, tahun 2016 kampung tersebut benar-benar mati tanpa penghuni satu pun.

Sumarno menambahkan, mayoritas penyebab warga Kampung Sumbulan pindah karena akses jalan yang sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Regional
Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Motif Pembunuhan Mantan Istri di Kubu Raya, Korban Minta Rp 2,5 Juta dan Cekcok

Regional
Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Soal Hibah Pembangunan Gedung Baru Senilai Rp 7,3 M, Kejari Blora: Gedung Sempit

Regional
Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatik Ambruk

Miring Sejak 2018, Jembatan Dermaga Sei Nyamuk di Pulau Sebatik Ambruk

Regional
Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com