Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK Dukung Polda Riau Usut Kelalaian Pengelolaan Sampah di Pekanbaru

Kompas.com - 04/03/2021, 10:30 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Polda Riau mendapat dukungan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya Bakar, dalam penanganan kasus penumpukan sampah di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

KLHK mendukung pengusutan kasus tersebut, karena penumpukan sampah di Ibu Kota Provinsi Riau sudah mencemari lingkungan dan menjadi keluhan masyarakat.

Wakil Kepolisian Daerah (Wakapolda) Riau

Brigjen Pol Tabana Bangun mengatakan, pada Selasa (2/3/2021) malam, tim Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau diundang langsung oleh Menteri LHK di Jakarta.

"Kita diundang untuk membahas mengenai tindak pidana pengelolaan sampah yang saat ini sedang ditangani oleh Dirreskrimum Polda Riau. Alhamdulillah kami diterima langsung Menteri LHK Ibu Siti Nurbaya," ucap Tabana dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Baca juga: Sampah Masih Menumpuk di Pekanbaru, DLHK: Sulit Mencapai Bersih 100 Persen

Dalam pertemuan itu, lanjut dia, berlangsung diskusi masalah pengelolaan sampah di Kot Pekanbaru dan dampak lingkungannya pada warga.

"Pada prinsipnya, Menteri LHK mendukung penuh pada langkah-langkah yang dilakukan Polda Riau saat ini," kata Tabana.

Terpisah, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kombes Pol Teddy Ristiawan menyampaikan bahwa upaya penyelidikan dugaan kelalaian pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru, hingga saat ini pihaknya telah melakukan pemeriksaan pada beberapa saksi dan saksi Ahli.

Para saksi yang sudah diperiksa yakni, 13 saksi masyarakat, 17 saksi Dinas LHK Pekanbaru, Sekda Pekanbaru, Wali Kota Pekanbaru, pihak swasta, Ahli Lingkungan Hidup, Ahli Pidana, Ahli Administrasi Negara, Ahli Pengadaan Barang dan Jasa.

"Kami juga meminta saksi Ahli dari KLHK. Dan Ibu Menteri langsung menyatakan siap mendukung dengan merekomendasikan saksi Ahli yang kita butuhkan. Beliau mengatakan akan ikut mengawal perkembangan kasus ini dan berjanji dalam waktu dekat menurunkan tim khusus dari KLHK untuk membantu kita," kata Teddy.

Baca juga: Sampah Menumpuk di Pekanbaru, Kadis LHK Minta Maaf

Menurut dia, dukungan dari KLHK sangat penting. Karena, diantara yang dihadirkan Menteri KLHK dalam pertemuan, ternyata juga ada tokoh kunci yang menyusun Undang-Undang nomor 18 tahun 2008.

"Ibu Menteri LHK menyatakan dukungan, karena ini akan menjadi kasus pertama di Indonesia dugaan tindak pidana pengelolaan sampah," tambah Teddy.

 

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi turun tangan membersihkan sampah yang menumpuk di Kota Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu.KOMPAS.COM/IDON Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi turun tangan membersihkan sampah yang menumpuk di Kota Pekanbaru, Riau, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, KLHK sendiri pada 1 Februari 2021, melalui Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3 KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, telah memberikan surat kepada Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, perihal pengelolaan sampah.

Penumpukan sampah yang terjadi di Kota Pekanbaru, dinilai oleh KLHK telah mengganggu kenyamanan masyarakat dan pencemaran lingkungan.

Sebagaimana diketahui, Polda Riau meningkatkan penyelidikan perkara dugaan kelalaian pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru ke tahap penyidikan, pada tanggal 15 Januari 2021 lalu.

Polda Riau menerapkan Pasal 40 dan atau 41 UU Nomor 18 2008 tentang pengelolaan sampah, dengan ancaman 4 tahun penjara dan denda Rp 100 juta.

Seperti diberitakan sebelumnya, sampah menumpuk sejak Januari 2021 hingga saat ini. Sampah menumpuk, karena proses lelang yang lama.

Hal ini menjadi keluhan warga, karena sampah menumpuk dan mengeluarkan bau busuk.

Beberapa waktu lalu, Wali Kota Pekanbaru Firdaus mengaku sudah ada rekanan yang mengelola sampah di Pekanbaru. Untuk saat ini, tumpukan sampah ditangani DLHK Pekanbaru.

"Maret 2021 kita sudah ada pemenang lelang. Proses lelang sedang berlangsung," kata Firdaus saat diwawancarai Kompas.com beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com