Alfian kemudian dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan tak sadarkan diri hingga keesokan harinya.
Saat sadar, kondisi kedua tangannya sudah tidak bisa digerakkan.
"Saya tidak sadarkan diri satu malam. Pagi sadar itu tangan sudah tidak bisa digerakkan. Kaku semua," ujarnya.
Dokter memberi tahu bahwa jaringan sel pada tangannya mati karena luka bakar akibat tersetrum.
"Itu diberitahu dokter nanti alternatif terakhir kalau tidak bisa diselamatkan harus diamputasi. Karena jaringan ini sudah mati semua tidak bisa berkembang," kata Alfian.
Selama 1,5 bulan dirawat, Alfian menjalani enam kali operasi, mulai dari pembukaan jaringan, pembersihan, hingga dua kali proses amputasi.
"Operasi amputasi awalnya tangan kanan dulu. Setelah dua minggu kemudian operasi amputasi dilanjutkan tangan kiri," ungkap remaja kelahiran 1 Januari 2003.
Meski saat ini dia tampak semangat, ternyata Alfian sempat malu hingga tak berani keluar rumah.
"Setelah pulang dari rumah sakit tidak berani keluar rumah. Kalau ada tamu hanya mengintip dari jendela rumah," Alfian.
Hanya sesekali dia keluar rumah namun dengan memakai selimut untuk menutupi kedua tangannya.
Paman Alfian, Purwanto (50), mengatakan semangat keponakannya akhirnya bisa kembali setelah mengikuti rehabilitasi medik.
Dokter pun mengatakan Alfian bisa memakai tangan palsu.
"Mentalnya naik kan antara dua sampai tiga minggu ini. Kemarin kan rehab medik. Dari rekomendasi dokter sudah bisa dipasangi tangan palsu (bionik)," ungkap Purwanto.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.