Kemudian operasi amputasi dilanjutkan pada tangan kiri dan terakhir operasi amputasi untuk cangkok kulit.
"Operasi amputasi awalnya tangan kanan dulu. Setelah dua minggu kemudian operasi amputasi dilanjutkan tangan kiri," ungkap remaja kelahiran 1 Januari 2003.
Baca juga: Sabtu, Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Hadiah untuk Jokowi dari Pangeran Abu Dhabi
Setelah kedua tangannya diamputasi, Alfian mengatakan dirinya takut keluar rumah karena malu. Sesekali keluar hanya berada di depan rumah.
Dia pun harus memakai selimut untuk menutupi agar kedua tangannya yang diamputasi tersebut tidak terlihat orang lain.
"Setelah pulang dari rumah sakit tidak berani keluar rumah. Kalau ada tamu hanya mengintip dari jendela rumah," Alfian.
Alfian mengungkap sehari sebelum kejadian dirinya merasa gelisah. Bahkan dirinya tidur sampai mengigau.
"Malam hari itu kayak enggak enak rasanya. Katanya ibu saya malam itu tidurnya nangis," kata dia.
Lebih lanjut, dirinya tetap melanjutkan sekolah meski kedua tangannya diamputasi. Saat ini pembelajaran sekolah dilaksanakan secara daring karena masih pandemi Covid-19.
"Mengerjakan tugas pakai laptop dengan kaki. Menggunakan HP (handphone) juga dengan kaki," ungkap anak pertama pasangan Wagimin (55) dan Tri Ismani (54).
Sementara itu, paman Alfian, Purwanto (50) menambahkan mental Alfian mulai bangkit kembali setelah mengikuti rehab medik.
"Mentalnya naik kan antara dua sampai tiga minggu ini. Kemarin kan rehab medik. Dari rekomendasi dokter sudah bisa dipasangi tangan palsu (bionik)," ungkap Purwanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.