KOMPAS.com- Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang, Banten, Fadil Abdi Nursahri (18) meninggal dunia setelah mengikuti kegiatan pecinta alam (mapala).
Rupanya, sebelum meninggal, kondisi Fadil telah menunjukkan tanda-tanda sakit.
Mahasiswa semester dua Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untirta itu bahkan sempat digendong dan ditandu saat kegiatan diksar berlangsung.
Baca juga: Imbas Meninggalnya Mahasiswa Untirta Fadil Abdi, Rektor Ancam Bekukan Kegiatan Mapala
Ia mengatakan, tak ada unsur kekerasan dari senior maupun panitia ketika kegiatan berjalan.
"Tidak ditemukan adanya unsur kekerasan dalam kejadian ini," kata dia.
Baca juga: Kronologi Meninggalnya Mahasiswa Untirta Usai Ikut Diksar Mapala
Ketua Mapala Untirta M Ariansyah Sahputra mengemukakan, kegiatan pendidikan dasar Mapalaut dilaksanakan selama 12 hari.
Salah satu lokasi kegiatan yakni di Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang.
Pada hari ke-10, Fadil mengeluh sakit di bagian kakinya.
Ketika dicek ternyata ada luka di bagian selangkangan dan telapak kaki.
Kondisi Fadil tak kunjung membaik. Ia malah mengalami pembengkakan di bagian betis hingga kesulitan berdiri.
Ia pun harus digendong ke lokasi penutupan diksar.
"Ketika turun dari camp survival ke lokasi penutupan, almarhum digendong. Jarak yang ditempuh berkisar 15 menit," kata Ariansyah.
Fadil sempat semangat dan berusaha berjalan.
Namun ia akhirnya turun gunung dengan cara ditandu oleh anggota dengan dibantu warga sekitar.
Baca juga: Mahasiswa Untirta Serang Meninggal Usai Ikut Mapala, Ini Kata Rektor
Namun, saat itu ia meminta pulang ke kosnya.
Kondisi Fadil rupanya semakin memburuk. Ketika hendak dibawa ke RSUD dr Drajat Prawiranegara Serang, Fadil mengembuskan napas terakhirnya.
"Di perjalanan almarhum mengembuskan napas terakhirnya. Ketika di IGD dokter pun memberitahukan bahwa dia meninggal," katanya.
Baca juga: Cegah Corona Menyebar, Untirta Serang Berlakukan Kuliah Online
Rektor Untirta Fatah Sulaiman menjelaskan, pihak kampus tengah melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab meninggalnya makasiswa Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan tersebut.
Jika terbukti ada pelanggaran, rektor tak segan-segan membekukan kegiatan Mapala Untirta.
"Wakil Rektor untuk menggali informasi secara akutar terkait hal ini dan siapkan sanksi pembekuan atau sejenisnya jika diperlukan segera," kata Fatah, Selasa (2/3/2021).
Sanksi disiapkan lantaran rektor menemukan, kegiatan tersebut ternyata tak berizin.
"Kalau ada yang memaksa kegiatan offline, saya pastikan itu tidak ada izin dari institusi, alias kegiatan liar," ujar Fatah.
Sebab menurut Fatah, seluruh kegiatan selama pandemi Covid-19 hanya diizinkan dilakukan secara daring di seluruh unit, termasuk kegiatan UKM Mapala.
Sehingga, jika mahasiswa diketahui pergi ke gunung untuk bersama-sama mengikuti kegiatan diksar, hal tersebut dianggap menyalahi aturan pihak universitas.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Serang Rasyid Ridho | Editor: Farid Assifa, Abba Gabrilin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.