KULON PROGO, KOMPAS.com- Rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih penuh.
Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan masih 100 persen.
Kapasitas rumah sakit pun dirasa masih lemah. Pemerintah terus berpikir keras menangani pasien Covid-19, utamanya bagi yang bergejala.
“BOR kita masih 100 persen, sedangkan standar nasional 70 persen, bahkan WHO 60 persen. Ini menunjukkan kasus (Covid-19 di Kulon Progo) ini masih tinggi,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati, Rabu (3/3/2021).
Baca juga: Nyamuk dari Ladang Pertanian Diduga Sebabkan Puluhan Orang di Kulon Progo Terserang DBD
RS pemerintah memiliki 34 tempat tidur untuk pasien Covid-19, yakni 14 tepat tidur di RSUD Wates dan 10 di RS Nyi Ageng Serang.
Jumlah itu belum seimbang dengan positif Covid-19 yang terus bertambah.
Ketidakseimbangan terutama terlihat dari banyak pasien bergejala memerlukan perawatan di RS rujukan.
Gugus Tugas melaporkan masih ada 345 kasus aktif sampai Rabu ini, dengan perincian 63 kasus bergejala sedang dan berat dirawat di RS rujukan, sedangkan 313 kasus gejala ringan jalani isolasi mandiri di rumah.
Jumlah 63 kasus itu sendiri sudah melebihi kapasitas RS yang ada di Kulon Progo. Akibatnya, banyak pasien dirujuk ke RS luar Kulon Progo.
Baca juga: Satgas: Keterisian Tempat Tidur RS Rujukan Covid-19 di Bawah 70 persen
Baning mengungkapkan, penuhnya RS juga terjadi di tengah kehati-hatian merawat suspek Covid-19 yang bergejala berat.
Bila suspek dinyatakan bukan Covid-19, maka pasien bisa keluar dari isolasi.
“Kita tidak ingin berisiko terhadap suspek,” kata Baning.
Proses kesembuhan bagi kasus Covid-19 yang dirawat memerlukan waktu cukup lama. Kesembuhan mereka biasanya dibuktikan lewat tes PCR.