Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyamuk dari Ladang Pertanian Diduga Sebabkan Puluhan Orang di Kulon Progo Terserang DBD

Kompas.com - 03/03/2021, 20:18 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Puluhan orang menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Pedukuhan Kriyan, Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka merupakan warga yang tinggal di dua RT.

Mereka yang tertular terdiri delapan anak-anak dan 17 dewasa. Separuh penderita rawat jalan dan belasan lainnya sempat rawat inap di berbagai rumah sakit swasta.

"Itu data hingga hari Minggu (28/2/2021) kemarin. Informasi terbaru, kemarin sore ada tiga lagi yang dirujuk ke RS karena DBD," kata Dukuh (kepala dusun) Kriyan, Suradi di balai desa Karangwuni, Rabu (3/3/2021).

Baca juga: 5 Penyakit Endemik di Indonesia, dari Malaria, DBD hingga TBC

Suradi menceritakan, awalnya hanya satu keluarga dirawat di RS swasta terdekat. Hasil cek pemeriksaan dan laboratorium menunjukkan kalau mereka menderita DBD.

Tak berapa lama, warga sekitarnya juga menunjukkan gejala serupa dan ada yang sampai rawat inap di RS swasta, terhitung sampai 25 kasus. Sebagian dirawat dan selebihnya rawat jalan.

Suradi dan pihak desa lantas melaporkan perkembangan kasus ini ke Dinas Kesehatan Kulon Progo dan Puskesmas Wates.

Pertemuan itu memutuskan perlu pemberantasan sarang nyamuk sebagai upaya memutus rantai penularan.

Mereka mengamati beberapa tempat penampungan air, baik bak air dalam rumah, toren air, hingga pipa beton yang banyak sekali tersebar di perkampungan.

Baca juga: DBD di Kulon Progo Sepanjang 2020 Capai 340 Kasus, 3 Orang Meninggal Dunia

 

Nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, menyukai air jernih untuk bertelur.

Dari semua bak penampungan, mereka mendapati jentik nyamuk di banyak buis beton penampung air yang ada di luar rumah, utamanya pada lahan pertanian.

Warga kerja bakti di Pedukuhan Kriyan, Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka membersihkan buis beton berisi air di sekeliling kampung pasca puluhan warga di dua RT diduga terjangkit DBD.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Warga kerja bakti di Pedukuhan Kriyan, Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka membersihkan buis beton berisi air di sekeliling kampung pasca puluhan warga di dua RT diduga terjangkit DBD.
Kriyan merupakan pedukuhan yang dikelilingi lahan pertanian dan ladang. Warga banyak menanam sayur, bawang, buah dan cabai.

Buis ini biasanya digunakan warga sebagai tempat penampung air untuk menghidupkan diesel penyiraman ladang hingga air bagi alat semprot pestisida.

Beberapa memanfaatkan beton bulat ini untuk tempat minum ternak.

Warga juga ada yang menempatkan buis beton di halaman depan rumah untuk menampung air bagi kegiatan rumah tangga.

Baca juga: Vaksinasi Tahap Kedua di Kulon Progo, Diprioritaskan untuk Perangkat Kecamatan dan Desa

Hasil pengamatan didapat sarang nyamuk dan jentik nyamuk sangat banyak pada buis.

“Kami mengamati 12 sampel penampungan. Kami mendapati banyak sekali jentik di buis penampungan air di area pertanian,” kata Suradi.

Dari sini kemudian muncul dugaan penyebaran DBD terkait sarang nyamuk berada pada penampungan-penampungan yang berada di luar rumah.

Hal ini diperkuat tempat tinggal penderita DBD berada tidak jauh dari ladang.

"Senin diputuskan untuk melakukan pembersihan. Kami gotong royong membersihkan semuanya," kata Suradi.

Warga dikerahkan untuk menguras, menyikat dan mengeringkan buis, berbagai penampungan air luar rumah, hingga toren dan bak air di rumah masing-masing.

“Yang dibersihkan di sekitar rumah warga saja. Warga mulai menutup buis dengan gabus atau plastik di lahan pertanian untuk menghalangi nyamuk bersarang di sana,” kata Suradi.

Baca juga: Kasus Covid-19 dari Klaster Pengajian di Kulon Progo Bertambah, Satu Jemaah Meninggal

"Kami mengharapkan empat hingga lima hari sekali menguras, mengeringkan dan menyikat penampungan air pertanian ini," kata Suradi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulon Progo, TH Baning Rahayujati mengungkapkan sudah menerima laporan tersebut.

Namun, jumlah penderita DBD diperkirakan tidak sebanyak yang disampaikan warga.

“Memang ada peningkatan kasus di sana dan sudah memenuhi syarat pelaksanaan fogging. Tapi tidak semua yang DBD,” kata Baning. Menurutnya, Dinkes masih mendalami kasus dan laporan warga ini.

Selain itu, kata Baning, Dinkes telah mengingatkan semua kalurahan potensi DBD di Kulon Progo.

Terlebih karena Kulon Progo mencatat peningkatan kasus DBD dari tahun ke tahun. Kasus tertinggi terjadi di 2020 dengan 348 kasus, diikuti tiga kasus kematian.

Kasus 2020 lebih tinggi 2019 yang sejumlah 296 kasus dan 109 di 2018.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo Terapkan Sanksi Sita KTP untuk Perokok di Sembarang Tempat

Ia berharap warga lebih giat memutus penyebaran nyamuk lewat menghidupkan juru pemantau jentik tiap rumah.

“Kita berharap tiap rumah menunjuk jumantik dan melakukan pemberantasan nyamuk setidaknya seminggu sekali. Segera melakukan pemberantasan nyamuk sebelum nyamuknya menyebar,” kata Baning.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com