KOMPAS.com - Diduga akibat fenomena upwelling, ribuan ekor milik warga di Danau Batur, Kabupaten Bangli, mati pada Selasa (2/3/2021).
Dari data sementara, petugas dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli setidaknya total ada 11.950 kilogram ikan yang mati.
Akibatnya, kerugian yang ditanggung warga mencapai sekitar ratusan juta rupiah.
"Harga per kilogram di lapangan untuk ukuran ikan konsumsi Rp 25.000 saat ini," kata Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma, saat dihubungi, Rabu (3/3/2021).
Baca juga: Belasan Ton Ikan di Danau Batur Mati, Ini Penyebabnya
Menurut Sarma, penyebab matinya ikan di Danau Batur adalah karena fenomena upwelling.
Seperti diketahui, sejak Minggu (28/2/2021), warna air di Danau Batur berubah karena disebabkan oleh hujan dan angin kencang di seputar Danau Batur selama tiga hari berturut-turut.
Kondisi cuaca itu memicu naiknya belerang dari dasar danau atau dikenal dengan sebutan upwelling.
Kondisi ini menyebabkan bercampurnya semua polutan dan membahayakan kehidupan biota di danau.
Baca juga: Dituduh Curi Jenazah Pasien Covid-19 dari Makam, Keluarga: Kami Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
Hal itu termasuk kandungan sulfat dan fosfor yang bersifat mengikat oksigen di air danau.
Kondisi itu membuat kandungan oksigen dalam air danau di daerah sekitar letupan belerang menurun drastis.
"Ada fenomena upwelling, pengadukan antara air permukaan dengan air bawah danau. Air bawah danau naik dan menimbulkan belerang yang menyebabkan ikan mati," kata dia.