Ia mneyebutkan jika semua warga binaan harus ditahan di rutan atau lapas di bawah Kemenkum dan HAM.
“Posisinya kan soal kemanusiaan. Saya paham. Namun, jika telah vonis dan sudah jadi warga binaan ya tetap ditahan di Rutan, bukan di rumah pribadi. Kami siapkan ruangan yang nyaman buat ibu dan bayi itu,” kata Heni saat dihubungi per telepon, Senin (1/3/2021).
Baca juga: Meski Dijamin 3 Anggota Dewan, Ibu dan Bayi Tetap Harus Dipenjara karena UU ITE
Ponidjo Kromotaroeno, seorang pensiunan polisi asal Suriname, mencari keluarganya yang berasal dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk mencari keluarganya, Ponidjo mengirimkan pesan kepada Toying Harwulan melalui Facebook pribadinya. Saat itu Toying sedang live streaming lagu jawa campursari di Facebook.
Ponidjo adalah pensiunan kepala kepolisian di Distrik Sramacca, Suriname
Orangtuanya berasal dari Sleman yang meninggalkan Indonesia dari Semarang ke Suriname menggunakan Kapal Soemalur pada 27 Juni 1931.
Dua terduga teroris tewas dan satu anggota TNI tewas saat terkadi baku tembak. Saat kontak tembak terjadi. Satu anggota TNI gugur dalam baku tembak.
Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menjelaskan, satu anggota MIT masuk daftar pencarian orang (DPO) yang tewas tersebut bernama Samid alias Alvin.
Satu DPO lagi yang tertembak Haerul alias Irul yang merupakan menantu dari Santoso.
Dalam baku tembak yang terjadi sekitar pukul 16.30 Wita menewaskan Praka Dedi yang terkena luka tembak di bagian perut.
"Anggota TNI yang tewas baku tembak dengan POK MIT atas nama Praka Dedi Irawan, sekarang sudah diterbangkan di Jakarta," ujar Kapolda Sulteng didampingi Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, Selasa.
Baca juga: Kontak Tembak di Poso, 2 Terduga Teroris MIT Tewas, Satu Prajurit TNI Meninggal
Mulanya, Suranto dan Rizky Fauzan saat itu sedang mengumpulkan hasil hutan di daerah yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
Secara tidak sengaja keduanya menemukan jenis burung yang tidak dikenal. Mereka menangkap dan melepaskannya setelah mengambil beberapa foto.
Keduanya lalu menghubungi kelompok pengamat burung setempat, BW Galeatus dan Birdpacker, yang kemudian menduga burung itu mungkin Pelanduk Kalimantan yang hilang.
Baca juga: 172 Tahun Hilang, Burung Pelanduk Kalimantan Kembali Ditemukan Warga, Difoto Lalu Dilepaskan
Burung yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai black-browed babbler itu dijelaskan oleh ahli burung Prancis terkenal, Charles Lucien Bonaparte, pada tahun 1850 berdasarkan spesimen yang dikumpulkan pada tahun 1840-an oleh ahli geologi dan naturalis Jerman, Carl A.L.M. Schwaner selama ekspedisinya ke Hindia Timur.
Sejak saat itu, tidak ada spesimen atau penampakan lain yang dilaporkan dan asal muasal spesimen jenis tersebut diselimuti misteri.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Supriadi, Masriadi, Erna Dwi Lidiawati | Editor : Robertus Belarminus, Farid Assifa, Khairina, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.