AMBON, KOMPAS.com - Cuaca buruk disertai gelombang tinggi menerjang sejumlah desa di Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (2/3/2021) sore.
Gelombang tinggi tersebut menyebabkan jalan raya yang menghubungkan desa-desa di Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, mengalami kerusakan parah.
Jalan yang rusak parah dan sulit dilalui kendaraan roda empat itu berada tepat di Dusun Pasir Putih, Desa Wakal, Kecamatan Leihitu.
"Jalan yang rusak parah setelah gelombang tinggi tadi sore itu sekitar 20 meter," kata Sekretaris Desa Wakal, Armal Samal.
Selain merusak jalan utama penghubung antardesa di wilayah itu, gelombang tinggi juga ikut merendam belasan rumah warga di desa tersebut.
Baca juga: Sebar Video Porno Mantan Pacarnya, Pria Ini Jadi Tersangka
Kondisi yang sama juga terjadi pada desa-desa lainnya yang berada di pesisir pantai wilayah itu.
Di Desa Hitu, Mamala, Morela dan sejumlah desa lainnya misalnya, puluhan rumah warga juga terendam ikut terendam air laut. Bahkan, ada talud penahan gelombang yang ikut rusak parah.
"Rumah-rumah warga di hampir semua desa di Leihitu ini ada yang terendam setelah gelombang tinggi tadi ada talud juga rusak," kata Rauf Pellu salah satu tokoh masyarakat Leihitu kepada Kompas.com via telepon seluler.
Selain di Kecamatan Leihitu, gelombang tinggi juga ikut menggenangi rumah-rumah warga di sejumlah desa di Kecamatan Pulau Haruku.
Warga pun berharap pemerintah daerah dapat melihat kondisi tersebut dan segera memperbaiki kerusakan jalan utama penghubung desa di wilayah tersebut.
Terkait kejadian itu, Anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah, Siad Patta juga meminta Pemkab Maluku Tengah dan Pemprov Maluku serta instansi lainnya agar dapat mengambil langkah guna mencegah musibah yang lebih besar lagi.
"Pemda Maluku Tengah dan Pemprov Maluku harus serius melihat masalah ini, jika tidak ingin musibah yang lebih besar terjadi di kemudian hari," kata dia.
Ia meminta pemkab dan Pemprov Maluku agar segera mendata kerusakan akibat musibah yang terjadi dan segera memperbaikinya.
"Jalan yang rusak harus segera diperbaiki karena itu akses utama penghubung antardesa, kemudian talud penahan gelombang juga harus di bangun, banyak yang sudah rusak. Dan saya meminta kalau talud nantinya di bangun harus direncanakan dengan baik harus pertimbangkan potensi abrasi di wilayah ini," ungkap dia.
Baca juga: Tertinggi di Jatim, Khofifah Minta Bupati Jember Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Terkait cuaca buruk yang terus mengintai wilayah Maluku, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku mengimbau agar warga yang tinggal di daerah rawan bencana seperti di bantaran sungai, lereng gunung dan pesisir pantai, lebih waspada.
"Warga harus lebih waspada dengan cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini dan ke depan nanti, termasuk yang tinggal di pesisir pantai, " kata dia.
Terkait gelombang tinggi yang menerjang dua kecamatan di Maluku Tengah itu, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon menyebut hal itu dipicu oleh angin kencang yang secara konstan bertiup di wilyah itu.
BMKG mencatat angin kencang yang bertiup di dua kecamatan itu tadi sore memiliki kecepatan 45 km per jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.