Karena untungnya berlimpah, kini ia juga akan memperluas lahan budidaya yang digunakan.
Situasi pandemi yang terjadi pada awal 2020 lalu sempat membuat Angel Eva Christine kebingungan.
Sebab, usaha kain jumputan khas Palembang yang baru saja dirintisnya terancam gulung tikar.
Karena khawatir usahanya bangkrut, lalu ia menemukan inovasi dengan membuat masker dari kain jumputan tersebut.
Tak disangka, produk hasil inovasinya itu ternyata justru digandrungi masyarakat hingga kalangan artis.
"Selain Jakarta, masker kain Jumputan ini juga dipesan sampai ke Surabaya, Kalimantan, Maluku Utara dan Papua," kata Angel saat ditemui di kediamannya, Rabu (2/9/2020).
Untuk satu helai masker kain jumputan hasil produksinya ia jual seharga Rp 23.500.
Dalam memasarkan hasil produksinya itu ia memanfaatkan sarana media sosial.
Meski tak menyebutkan berapa omset yang diperolehnya dari usahanya itu, namun, bisnis yang ia geluti tersebut berhasil eksis hingga sekarang dan tidak perlu melakukan pengurangan karyawan.
Baca juga: Masker Kain Jumputan Palembang, Strategi Saat Pandemi hingga Digandrungi Artis
Upaya pemberdayaan yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya terhadap warga binaannya membuahkan hasil.
Kerajinan rotan sintetis berupa kursi dan meja yang dibuat warga binaannya itu ternyata banyak digandrungi masyarakat saat kondisi pandemi.
Kepala Subsi Kegiatan Kerja Lapas II B Tasikmalaya, Arief Setiyo Budiarto mengatakan, peminat hasil kerajinan rotan sintetis tersebut tidak hanya berasal dari perorangan, tapi juga perkantoran dan hotel.
Tingginya permintaan tersebut karena harga jual yang ditawarkan berada di bawah harga pasaran.