Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat-alat Canggih yang Pernah Lahir Selama Setahun Pandemi Covid-19, GeNose hingga Robot RAISA

Kompas.com - 02/03/2021, 06:54 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

3. Aplikasi data fightcovid19.id

Pemuda bernama Ahmad Alghozi (22) dan sejumlah temannya membuat sebuah aplikasi data bernama fightcovid19.id.

Alghozi merupakan alumni D3 Teknik Informatika, Universitas Telkom.

Aplikasi ini lahir dari keprihatinannya mengetahui banyaknya tenaga medis yang meninggal dunia.

"Niatnya cuma membantu untuk penanggulangan Covid-19 ini. Saya merasa sedih saat pertama kali mendengar ada dokter yang meninggal. Lalu dibuat aplikasi ini supaya sama-sama bisa menanggulangi wabah ini," kata Alghozi

Sistem ini bekerja dengan memetakan setiap orang yang bergerak di suatu daerah.

Data dihimpun dari petugas pemerintah yang mengawal pintu masuk pelabuhan di darat, laut dan udara. Data tersebut kemudian diinput ke sistem.

Penggunaan aplikasi ini didukung gelang penanda yang dipasangkan pada setiap orang yang melintas di pintu masuk.

"Gelang hanya untuk psikologis orang yang memakainya. Mereka harus ingat jika saat ini sedang ada wabah sehingga lakukan isolasi mandiri dan sewaktu-waktu berkoordinasi dengan petugas," ujar Alghozi.

Untuk mengerjakan proyek yang bertujuan bukan untuk profit ini, Alghozi rela keluar dari pekerjaannya di salah satu perusahaan teknologi.

Sebab, untuk merampungkan aplikasi diperlukan waktu 24 jam.

Baca juga: Seret Nama Rizieq Shihab hingga Rhoma Irama, Ini Kasus-kasus Hukum yang Terjadi Selama Setahun Pandemi Covid-19

4. Ventilator portabel karya ITB-Unpad

Ventilator portabel Vent-I karya Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan YPM Salman, dinyatakan lolos uji pada 21 April 2020. Dok ITB Ventilator portabel Vent-I karya Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan YPM Salman, dinyatakan lolos uji pada 21 April 2020.
Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad) dan YPM Salman menelurkan sebuah ventilator portabel

Ventilator tersebut dinyatakan lolos uji pada 21 April 2020.

"Vent-I telah melewati proses uji produk menyeluruh oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan dan dinyatakan lolos,” ujar tim Komunikasi Publik dari pengembang Vent-I, Hari Tjahjono.

Vent-I merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri atau pasien Covid-19 pada gejala klinis tahap 2.

Teknologi ini diklaim dapat digunakan dengan mudah oleh para tenaga medis.

Vent-I dinyatakan aman digunakan sebagai ventilator non-invasive untuk membantu pasien Covid-19.

Hari mengungkapkan, alat ini dapat segera diproduksi untuk keperluan sosial. Vent-I akan dibagikan gratis kepada rumah sakit yang membutuhkan.

“Untuk kebutuhan sosial ini, Vent-I akan diproduksi sekitar 300-500 sesuai dengan jumlah donasi yang masuk ke Rumah Amal Salman. Untuk produksi dikerjasamakan dengan PT DI,” papar dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain, Achmad Faizal, Heru Dahnur, Reni Susanti | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Farid Assifa, Robertus Belarminus, Aprilia Ika, Abba Gabrilin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Regional
Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Regional
Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Regional
Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Regional
Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Regional
Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Regional
Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Regional
Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Regional
Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Regional
Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Regional
Penipuan Berkedok Rumah Bantuan di Aceh, Uang Korban Dipakai untuk Lebaran

Penipuan Berkedok Rumah Bantuan di Aceh, Uang Korban Dipakai untuk Lebaran

Regional
Pria Bersebo Pembacok Warga Aceh Timur Ditangkap

Pria Bersebo Pembacok Warga Aceh Timur Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com