Perubahan lingkungan secara fisik, biasanya diikuti dengan perubahan lain.
Misalnya perubahan pola hubungan sosial dan perilaku sosial. Nilai-nilai budaya mungkin juga akan mengalami perubahan.
Namun perubahan itu tidak selalu berkonotasi negatif, bisa juga positif.
Dari sisi ekonomi, misalnya, jelas akan terjadi peningkatan taraf kehidupan ekonomi.
"Semoga saja hal ini tidak mengubah nilai-nilai baik yang selama ini sudah tertanam dari generasi ke generasi, seperti pola hidup sederhana menjadi konsumtif, ataupun hilangnya nilai guyub dan gotong royong menjadi sangat individual," kata dia.
Terkait mata pencarian hidup, kemungkinan perubahan juga bisa saja terjadi. Mereka yang selama ini kebanyakan adalah petani, perlu beradaptasi dengan lingkungan baru.
Sebaiknya hal ini juga dipertimbangkan.
Bagi mereka yang menginvestasikan kembali untuk membeli tanah sawah atau kebun dan kembali melanjutkan hidup sebagai petani, misalnya, tentu adaptasi pekerjaan tidak terlalu membutuhkan upaya yang lebih.
Namun apabila mereka berpikir akan mendapatkan pekerjaan baru di lingkungan kilang minyak, tentu harus melakukan adaptasi.
Yang harus dilakukan adalah dengan mempersiapkan diri dengan menambah keahlian sesuai kebutuhan perusahaan atau tempat kerja yang baru.
Seberapa banyak pun uang yang kita miliki, tanpa pengelolaan yang baik dan penggunaan yang bijaksana tentu suatu saat akan habis.
Oleh karena itu, menurutnya, kepada masyarakat juga perlu dilakukan sosialisasi dan pendampingan dalam pengelolaan keuangan.
Peningkatan keahlian dan ketrampilan juga perlu dilakukan, apabila nantinya mereka terpaksa beralih mata pencarian.
"Jangan sampai terjadi culture shock yang tidak dapat dikelola, yang justru dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang," kata dia.
Endang menilai penting untuk tetap menanamkan etos kerja pribadi maupun kepada anak-anak mereka.
Sebab, kekayaan materi bisa habis. tapi kekayaan hati dan ilmu pengetahuan harus selalu ada untuk menjalani kehidupan yang masih panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.