Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Tempat Soekarno Bertemu Hartini, Jadi Cagar Budaya yang Dikenal Angker

Kompas.com - 27/02/2021, 12:14 WIB
Dian Ade Permana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Kamis (25/2/2021) malam, Kasat Lantas Polres Salatiga AKP Sopian Rahmadyanto berkunjung ke Rumah Dinas Wali Kota Salatiga.

Pria asal Garut yang baru bertugas dua bulan di Salatiga itu tertarik dengan bangunan rumah dinas yang merupakan benda cagar budaya (BCB), serupa dengan kantor Satlantas Polres Salatiga dengan Benteng De Hock-nya.

Sopian yang ditemani Kanit Regident Ipda Leonard Paul Wabia, diajak Wali Kota Salatiga Yuliyanto untuk berkeliling rumah dinas.

Setiap sudut rumah tersebut dijelajahi dan dijelaskan fungsinya.

"Semua bangunan masih difungsikan, tapi ada beberapa yang terkunci karena terkenal angker. Ada juga semacam penjara karena pakai jeruji itu, bahkan beberapa paranormal dan Tukul Jalan-jalan pernah ke sini untuk membuktikan sendiri," kata Yuliyanto.

Baca juga: Kisah Cinta Soekarno Berawal dari Rumah Inggit Garnasih

Meski begitu, Yuliyanto mengaku selama mendiami rumah dinas tersebut tidak pernah mengalami hal-hal aneh.

"Kalau saya tidak pernah, tapi cerita Satpol PP atau penjaga pernah melihat dan mengalami sendiri," jelasnya.

Dikatakan Yuliyanto, di taman belakang ada satu lampu yang selalu mati meski sudah dibenahi berulang kali.

"Meski lampu diganti, aliran listrik dibenerin, tetap mati. Kalau lampu-lampu yang di sebelahnya menyala," ujarnya menunjuk titik lampu di depan tangga arah keluar.

Cerita mistis

Tak berselang lama, Yuliyanto memanggil Dwi Janarko, anggota Satpol PP yang berjaga malam itu. Koko, panggilan akrabnya, mengamini pernyataan Yuliyanto yang mengatakan Rumah Dinas Wali Kota Salatiga kental dengan nuansa mistis.

"Saya beberapa kali mengalami kejadian-kejadian, teman-teman juga," jelasnya.

Menurut Koko, selain penampakan yang sering terlihat di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga adalah nonik-nonik Belanda.

"Terlihat perempuan Belanda memakai gaun putih berambut panjang, jalan terus hilang sendiri. Ada juga pocong dan banaspati. Tapi niatnya tidak mengganggu, hanya lewat. Jadi kita yang jaga juga sudah paham," ungkap pria yang sudah bertugas selama lima tahun ini.

Sopian mengatakan, kantor Satlantas Polres Salatiga dan Rumah Dinas Wali Kota Salatiga sama-sama BCB yang memiliki sejarah. "Kita harus merawat dan menjaganya, soal cerita-cerita itu, menjadi bagian dari sejarah bangunan," ujarnya.

Tempat bertemunya Soekarno dan Hartini

Rumah Dinas Wali Kota Salatiga dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda dan difungsikan sebagai rumah dinas asisten residen yang bertugas menjalankan roda pemerintahan di Kota Salatiga.

Pada tahun 1952, Presiden Soekarno yang saat itu berkunjung di rumah dinas tersebut, berkenalan dengan Hartini yang kemudian menjadi istri keempat sang Proklamator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com