KOMPAS.com- Sederet cerita mewarnai pelantikan kepala daerah terpilih di Indonesia, Jumat (26/2/2021).
Di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, wakil bupati harus lebih dulu keluar dari rumah tahanan (rutan) dengan tangan diborgol, sebelum pelantikan.
Sedangkan di Trenggalek, Jawa Timur, bupati yang baru saja dilantik langsung mengunjungi SMAnya untuk memberikan hadiah ponsel ke penjaga parkir.
Berikut kisah-kisah pelantikan kepala daerah di Indonesia:
Baca juga: Solo Menanti Gibran, Rudy Kembali Menjadi Tukang Las
Bukan dengan mobil dinas atau kendaraan biasa, mereka diantar dengan menggunakan kereta kencana.
Tak hanya itu pasangan pemimpin Kendal tersebut juga dikawal oleh Pasukan Bahurekso.
Setibanya di Pendopo Kendal, Bupati Dico yang merupakan suami dari artis Chacha Frederica itu mengucapkan terima kasih pada warganya.
Ia berjanji akan berupaya menyejahterakan rakyat dengan program-programnya.
"Kami akan fokus ke industri dan pariwisata," kata dia.
Baca juga: Usai Dilantik, Bupati Kendal Dibawa ke Pendopo dengan Kereta Kencana
Setelah pelantikan, Gibran langsung "blusukan" ke Pasar Gede Solo.
Di Pasar Gede, Gibran mengecek persiapan vaksinasi Covid-19 untuk para pedagang.
"Kita kebut vaksin untuk sektor-sektor produktif. Di pasar-pasar, kalangan guru, pegiat pariwisata. Pokoknya kita kebut. Kuncinya divaksin, agar bisa cepat pemulihan ekonomi," ujar Gibran, seperti dikutip dari Tribunnews.
Meski bertepatan pada hari Sabtu dan Minggu, vaksinasi harus segera dilakukan.
"Vaksin untuk pedagang-pedagang di sektor produktif utama, seperti di Pasar Gede dan Pasar Klewer enggak usah nunggu sampai Senin. Sabtu-Minggu kami enggak libur, semua harus dikebut," ujarnya.
Ketika blusukan, Gibran mendapatkan doa dari para pedagang.
"Selamat Mas. Semoga lancar. Maturnuwun. Mugi nanti mimpin bawa berkah buat wong cilik," kata seorang pedagang, Suharni.
Baca juga: Pidato Gibran Setelah Dilantik: Kebut Vaksinasi, Kebut Pemulihan Ekonomi
Di Ogan Komering Ilir, Wakil Bupati terpilih Johan Anuar harus keluar dari rutan sebelum dilantik.
Johan pun melangkah dengan tangan diborgol dan mengenakan rompi tahanan KPK.
Hal itu lantaran nama Johan tersangkut kasus korupsi lahan kuburan. Ia kini menjadi terdakwa.
Kuasa Hukum Johan Anuar Titis Rachmawati sempat protes lantaran tangan Johan harus diborgol.
"Ini peruntukannya buat apa (diborgol) kan ini mau dilantik sebagai Wakil Bupati, kan bukan mau kabur," kata Titis saat datang ke Rutan Pakjo Palembang, Jumat (26/2/2021).
Johan saat ini menjadi terdakwa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan tanah lahan kuburan di Kabupaten OKU ketika menjabat sebagai wakil ketua DPRD setempat pada 2013 lalu.
Dia diduga menerima suap sebesar Rp 5,7 miliar.
Johan pun telah menjalani persidangan di Pengadilan Tipikor Palembang.
Johan menjadi wakil dari Kuryana Aziz dalam Pilkada OKU 2020.
Meski tersangkut kasus korupsi lahan kuburan, Johan menang melawan kotak kosong pada Pilkada 9 Desember 2020.
Pelantikan Johan sebagai wakil bupati OKU tanpa dihadiri oleh sang bupati terpilih, Kuryana Aziz.
Sebab, Kuryana harus menjalani isolasi mandiri karena dikabarkan terpapar Covid-19.
Baca juga: Bupati OKU Positif Covid-19, Terdakwa Korupsi Hadiri Pelantikan Seorang Diri
Di tempat itulah ia pernah menuntut ilmu.
Dalam kunjungannya, bupati memberikan hadiah ponsel untuk penjaga parkir sekolah. Rupanya ada kisah di balik perhatian bupati pada sang penjaga parkir.
Sambil bernostalgia mengenang masa remajanya, Bupati Trenggalek menuturkan ia kerap meminta penjaga parkir menyiapkan motornya di depan gerbang sekolah. Padahal, pelajaran masih berlangsung.
"Saya hampir saja dikeluarkan dari sekolah karena sering bolos. Guru bimbingan penyuluhan juga sering ke rumah saya, melaporkan kepada orangtua saya," kata dia.
Namun Arifin menjelaskan, ia keluar sekolah bukan untuk pulang atau berjalan-jalan, tetapi untuk membaca buku kesukaannya.
Selain memberikan ponsel pada penjaga parkir, Bupati Trenggalek juga menyerahkan bantuan laptop pada guru SMAN 6 Surabaya.
Baca juga: Usai Dilantik, Bupati Trenggalek Mampir ke SMA 6 Surabaya, Berikan Ponsel ke Penjaga Parkir
Di Pemalang, Jawa Tengah, Bupati Mukti Agung Wibowo memberikan pernyataan tak terduga usai acara pelantikan, Jumat (26/2/2021).
Ia mengaku akan memberikan gajinya pada masyarakat, khususnya bagi warga terdampak Covid-19.
"Gaji saya untuk warga Kabupaten Pemalang. Ini sebagai kepedulian saya kepada warga yang terdampak Covid-19," kata dia.
Melansir Tribun Jateng, Mukti Agung Wibowo merupakan seorang pengusaha di bidang transportasi.
Ia memiliki Perusahaan Otobus (PO) Dewi Sri.
Sebelum dilantik, Mukti Agung Wibowo dan wakilnya, Mansur Hidayat sempat memberikan bantuan berupa ratusan Alat Pelindung Diri (APD).
Bantuan itu akan didistribusikan untuk puskesmas-puskesmas di Kabupaten Pemalang.
Baca juga: Usai Dilantik Jadi Bupati, Mukti Agung Wibowo: Gaji Saya untuk Warga Pemalang
Rupanya, tanggal pelantikan bertepatan dengan hari ulang tahun ke-50 Sugiri.
Ia menyebut kejadian tersebut sebagai momen langka.
"Saya bersyukur bisa dilantik hari ini. Ini momentum langka karena bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Semoga ini pertanda baik," harap Sugiri.
Sugiri yang mendapatkan 61,7 persen suara di Pilkada Ponorogo 2020 itu mengaku tidak memiliki rencana untuk merayakan hari pelantikan dan ulang tahunnya.
"Cukup ucap syukur saja, tidak ada acara khusus. Hanya acara kecil-kecilan dengan relawan," kata dia.
Baca juga: Dilantik Tepat Ultah yang ke-50, Bupati Ponorogo: Ini Momen Langka, Semoga Pertanda Baik
Bupati Semarang Ngesti Nugraha dipanggil sebagai saksi oleh KPK dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial Covid-19 yang menyeret nama mantan Mensos Juliari P. Batubara.
Jadwal pemeriksaan KPK yang sedianya dilakukan pada Kamis (25/2/2021) pun terpaksa ditunda. Sebab, Ngesti akan menjalani pelantikan sebagai Bupati Semarang.
"Saya sudah mengajukan penjadwalan ulang terkait pemeriksaan tersebut karena bertepatan dengan rencana pelantikan saya sebagai bupati terpilih bersama pak Basari sebagai wakil Bupati Semarang terpilih," jelas Ngesti.
Dia memastikan usai pelantikan akan memenuhi panggilan KPK.
"Pasti datang, tapi saya minta penjadwalan ulang," ungkap Ngesti.
Baca juga: Dipanggil KPK Jelang Hari Pelantikan, Bupati Semarang Minta Penjadwalan Ulang
Menurut Eri, dirinya lebih nyaman tinggal di rumah pribadi ketimbang di rumah dinas.
"Saya sudah merasa nyaman tinggal di rumah saya sendiri. Istilahnya baiti jannati, rumahku adalah surgaku," kata dia.
Ia mengatakan, rumah dinas hanya akan digunakan untuk rapat khusus, namun bukan menjadi tempat tinggalnya.
Usai dilantik, Eri mengaku akan melakukan program percepatan penanganan Covid-19.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Aji YK Putra, Slamet Priyatin, Ari Himawan Sarono, Achmad Faizal, Labib Zamani | Editor: Dheri Agriesta, Khairina, Farid Assifa, Teuku Muhammad aldy Arief, Dony Aprian, David Oliver Purba), Tribunnews, Tribun Jateng
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.