KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkejut saat mendengar kabar kantornya terendam banjir.
Ia mengatakan walaupun hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Semarang, kantornya tidak pernah kebanjiran.
"Impossible, mosok kantor gubernur banjir, ini agak aneh. Saya tanya BMKG, hujannya cukup lebat, saya minta cek air kirimannya dari mana," kata Ganjar saat memantau kondisi kantornya, Selasa (23/2/2021).
Baca juga: Jelang Pelantikan Wali Kota Semarang, Pedagang Bunga Banjir Pesanan
Tak hanya kantor Gubenrnur Jateng, kawasan Simpang Lima Semarang dan sejumlh jalan protokol juga terendam banjir hingga mencapai lutut orang dewasa.
Bahlan polisi sempat menutup sementara Jalan Pahlawan hingga Simpang Lima karena genangan air terpantai cukup tinggi. Arus lalu linta pun dialihkan untuk mengurangi kemacetan.
Baca juga: Ganjar Soal Banjir di Semarang: Kalau Mau Menyalahkan, Salahkan Saya
Kota Semarang memiliki beberapa julukan. Salah satunya adalah Venetia van Java atau Venesia dari Jawa karena banyak sungai yang melintas di tengah kota seperti Vensia di Italia.
Selain itu, Kota Semarang juga dijuluki sebagai The Port of Java atau pelabuhannya Jawa yang pernah menjadi slogan untuk pemasaran pariwisata Kota Semarang.
Dikutip dari Buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempoe Doeloe yang disusun oleh Zaenuddin HM, diceritakan asal muasal nama Semarang.
Baca juga: Sejumlah Pemukiman Warga dan Ruas Jalan di Kota Semarang Masih Terendam Air
Diceritakan pada abad 16, seorang pangeran dari Kesultanan Demak, Made Pandan yang pergi untuk mencari daerah baru untuk menyebarkan ajaran agama Islam.
Tiba lah ia di sebuah daerah Bergota. Dibantu anaknya yang bernama Raden Pandan Arang, Mada Pandan mendirikan pesantren.
Daerah Bergota semakin subur dan tumbuhlah pohon asam yang tumbuhnya arang (jarang). Lalu daerah tersebut disebuh Asem Arang (asam jarang) dan lama kelamaan dikenal dengan sebutan Semarang.
Baca juga: Stasiun Semarang Tawang Masih Banjir, Belum Bisa Layani Penumpang
Kala itu, Pragota adalah sebuah pelabuhan dengan gugusan pulau-pulau kecil. Karena adanya pengendapan, maka gugusan pulau kecil tersebut menyatu dan membentuk daratan baru yang diperkirakan berada di bagian Semarang Bawah.
Di Pelabuhan Simongan, Laksamana Cheng Ho bersandar sekitar tahun 1405.
Baca juga: Jateng di Rumah Saja, Lawang Sewu dan Museum KA Ambarawa Tutup
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.