Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakek Tunarungu Kumpulkan Rp 174 Juta dalam 9 Karung Sejak 1990, Ada 1 Karung Uang yang Sudah Tak Berlaku

Kompas.com - 26/02/2021, 16:01 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang kakek tunarungu di Payakumbuh, Sumatera Barat bernama Payuri (81) mengumpulkan uang Rp 174 juta selama kurang lebih 30 tahun.

Yang mengejutkan, uang-uang itu disimpan oleh kakek yang akrab disapa Biok itu dalam 9 karung di rumahnya.

Saking lamanya mengumpulkan, rupanya saat dihitung, banyak uang yang sudah tidak berlaku saat ini.

"Saat kita mengumpulkan uangnya, ada 9 karung yang kita temukan. Saat ini dihitung sudah Rp 174 juta lebih dan masih ada 2 karung lagi yang tersisa. Sedangkan uang yang tidak laku ada 1 karung," kata Lurah Tigo Koto Payakumbuh, Musleniyetti.

"Dia menyimpan uang sudah lama. Mungkin sejak tahun 1990-an, karena ada uang lama era tahun itu," lanjut dia.

Baca juga: Kakek Payuri Simpan Uang Rp 174 Juta dalam 9 Karung, Disebut Hasil Cuci Piring Selama 30 Tahun

Pasang empat gembok demi keamanan

Lantaran tidak disimpan di bank, Musleniyetti khawatir uang-uang itu membahayakan nyawa Biok.

Sebab, tujuh tahun lalu, Biok pernah mengalami perampokan.

Seseorang merampoknya dengan modus mengajak bekerja di tempat pernikahan.

Namun saat di jalan uang Biok dirampas dan kakek itu digorok lehernya.

Uang yang ada di saku baju dan celananya pun raib.

"Saat itu ada warga yang melihat dan menolongnya. Pak Biok dibawa ke rumah sakit dan dia selamat," ujarnya.

Biok kemudian memperketat pengamanan di rumahnya karena banyaknya uang yang disimpan.

Biok memasang empat gembok di rumahnya agar tidak ada maling yang masuk.

"Usai kejadian itu, Pak Biok semakin hati-hati. Uangnya disembunyikan di rumah di berbagai tempat. Ada di balik kain, di bawah tempat tidur, di dalam kaleng, dalam karung dan lainnya," ungkapnya.

Namun demikian, Musleniyetti menyarankan agar uangnya disimpan di bank.

Baca juga: Kakek Ini Simpan Uang dalam Karung Sejak Lama, Ketika Dihitung Mencapai Rp 81 Juta

Ilustrasi cuci piringShutterstock Ilustrasi cuci piring
Hasil bantu cuci piring di pesta pernikahan

Salah satu keluarga Biok, Anton, menyebut uang tersebut bukanlah hasil mengemis.

Dikutip dari Antara, Anton menegaskan bahwa Biok mengumpulkan uang dari hasil kerjanya mencuci piring di tempat-tempat pernikahan.

Bahkan Anton yakin bahwa sudah banyak orang yang mengenal Biok karena sering membantu di acara pernikahan.

"Biasanya ia bekerja sebagai pencuci piring di tempat-tempat pernikahan di Payakumbuh. Saya yakin orang Payakumbuh pasti melihat dan mengenal Biok. Uang tersebut pun juga bukan dari hasil mengemis karena ia sering bekerja sebagai pencuci piring, meskipun kadang juga ada dikasih oleh orang tanpa ia minta," kata Anton dikutip dari Antara.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor : Farid Assifa, Abba Gabrilin), Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com