Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enram, Alat Rapid Test Antigen Buatan Lokal Diluncurkan di NTB, Ini Harapan Gubernur Zulkieflimansyah

Kompas.com - 26/02/2021, 09:14 WIB
Karnia Septia,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Universitas Mataram (Unram) bersama Laboratorium Hepatika Bumi Gora di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menciptakan alat rapid test antigen yang diberi nama Enram.

Alat rapid test antigen buatan NTB ini diklaim memiliki tingkat akurasi tinggi, tidak kalah dengan alat sejenis yang selama ini digunakan untuk melakukan tracing contact Covid-19.

Riset dan penelitian pembuatan alat itu diinisiasi Kepala Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mulyanto. Sebelumnya, Mulyanto membuat alat rapid test antibodi yang bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada dan Universitas Padjajaran yang diberi nama RI-GHA.

Hepatika kembali membuat inovasi dengan menciptakan alat rapid test antigen, bekerja sama dengan Unram.

“Kami yang memproduksi produk, kemudian hasilnya dievaluasi oleh Unram,” kata  Profesor Mulyanto, dikutip dalam rilis tertulis, Kamis (25/2/2021).

Alat ini telah melalui proses validasi untuk menguji akurasinya. Mulyanto mengatakan, hasil uji alat rapid test antigen yang diproduksi sangat memuaskan.

Sensitivitas alat ini diklaim lebih baik dari salah satu alat tes cepat yang beredar di pasaran.

Baca juga: 4 Ibu yang Lempar Atap Pabrik Dituntut 5 Tahun 6 Bulan Penjara, Kuasa Hukum: Itu Berlebihan

"Akurasi alat ini sensitivitasnya sekitar 91 persen, dengan spesifisitasnya sekitar 96 persen. Artinya, dapat mendeteksi paling tidak dari 100 pasien positif, sejumlah 91 orang yang dapat dideteksi dengan produk ini," Kata Mulyanto.

Jika tidak dapat dideteksi dengan alat ini, artinya jumlah virusnya sangat rendah dan tidak menular.

Selain diklaim memiliki sensitivitas tinggi, alat ini tergolong murah dengan harga kurang lebih Rp 100.000. Hasil tes alat ini bisa keluar dalam 15 menit.

"Pembuatan alat bahannya sama dan cepat, lebih mudah dibanding dengan membuat alat sebelumnya," Kata Mulyanto.

Tim Peneliti dari Rumah Sakit Unram, Muhammad Rizki mejelaskan, timnya melakukan uji validasi membandingkan alat tersebut dengan produk komersial serupa.

Uji validasi itu menunjukkan hasil yang sama, positif pada produk komersial juga positif pada Enram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com