Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicopot dari Ketua DPC Partai Demokrat Blora, Bambang Susilo Ungkap Alasannya Dukung KLB

Kompas.com - 26/02/2021, 07:34 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Khairina

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Partai Demokrat mencopot Ketua DPC Kabupaten Blora, Bambang Susilo.

Pencopotan tersebut dilakukan karena Bambang dianggap mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) pada kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Namun, sampai saat ini, Bambang mengaku surat resmi pencopotan tersebut masih belum diterimanya.

Terkait pencopotannya sebagai Ketua DPC, Bambang mengakui alasannya mendukung adanya KLB.

"KLB itu hak konstitusional pimpinan DPC karena diatur dalam Pasal 81 Anggaran Dasar dan Pasal 83 Anggaran Rumah Tangga," ucap Bambang Susilo saat ditemui Kompas.com di Jalan Tentara Pelajar, Tempelan, Blora, Kamis (25/2/2021).

Baca juga: Dicopot dari Jabatan Ketua DPC Demokrat Blora, Bambang Susilo Akan Layangkan Somasi

Bambang menganggap AHY sebagai ketua umum partai tidak dapat melaksanakan amanah kepemimpinan secara konsekuen dan tanggung jawab.

Menurutnya, dana saksi pada Pemilu 2019 yang ditarik dari caleg di daerah tidak dikembalikan. Bahkan, backup saksi 50 persen tidak terealisasi dan malah mengambil uang saksi dari caleg di daerah.

"Rekomendasi dalam pilkada, saya sebagai kader, mantan Ketua DPRD tidak diberikan peluang dan didukung untuk mendapatkan rekomendasi, tetapi malah menunjuk kader partai lain, sehingga mencederai janji-janji waktu kongres," katanya.

Selain itu, kata Bambang, terjadi dikotomi dalam pengelolaan manajemen partai terkait kader senior dan kader milenial yang mana etika kesantunan tidak terjaga.

"Bahwa kritik dan dukungan saya terkait KLB itu sebagai upaya DPP untuk memperbaiki diri dan meluruskan cita-cita luhur Partai Demokrat. Jadi sesuai petuah SBY, jadikan kritik sebagai obat, walaupun pahit tapi menyembuhkan," jelasnya.

Tak hanya itu, Bambang mengakui saat dirinya menjabat sebagai Ketua DPC tidak diperoleh secara cuma-cuma.

Bahkan, ia harus menggelontorkan uang ratusan juta rupiah ke DPP Partai Demokrat.

"Kewajiban DPC adalah manajerial partai di daerah untuk mewujudkan kontribusi suara ke partai, bukan kontribusi keuangan yang disetor ke partai," terangnya.

Baca juga: Ketua DPC Blora yang Dukung KLB Dicopot, Partai Demokrat Tunjuk Plt

Bambang juga menjelaskan hasil Pemilu 2019 adalah 90 persen hasil perjuangan kader. Sebab, AHY dan SBY saat itu sibuk dengan perawatan Ani Yudhoyono.

"Kalau dilihat hasil pemilu coblos gambar partai dengan coblos nama caleg, 90 persen karena coblos nama caleg, hal ini harus dipahami terkait kontribusi kader di daerah mempertahankan eksistensi Partai Demokrat," ungkapnya.

Bambang menambahkan, Majelis Tinggi Partai harus mampu mengkoreksi kinerja ketua umum. Namun, karena di antara keduanya ada hubungan biologis, maka terjadi sumbatan dalam kinerja berorganisasi.

"Sehingga politik dinasti di Partai Demokrat harus dievaluasi dengan mengevaluasi posisi AHY sebagai Ketua Umum. Saya sependapat AHY sebagai aset partai, tetapi kalau memanagenya tidak benar dan tidak tepat, maka akan jadi aset mangkrak yang membebani partai," pungkas Bambang Susilo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com