"Beli mobil itu kan konsumtif. Jadi sebenarnya mereka rugi, mereka beli mobil Rp 1 miliar, Rp 500 juta, tapi waktu dijual harganya turun 20 persen 30 persen," ujar Aidil.
Saran Aidil, agar tidak memengaruhi situasi keuangan di masa depan, ada baiknya sebagian uang yang dimiliki ditabung atau digunakan untuk membeli barang yang tidak susut nilainya saat dijual nanti.
"Sebaiknya sebagian disimpan, masukkan ke tabungan atau bisa dibelikan emas. Dengan membeli perhiasan, paling nggak harganya gak surut seperti beli mobil," jelas dia.
Pilihan lainnya, uang hasil kompensasi lahan bisa digunakan untuk membeli lahan sebagai pengganti dari lahan sebelumnya.
Selain itu, bagi masyarakat yang belum memahami betul soal investasi di pasar luas, bisa menyisihkan uangnya untuk membeli emas perhiasan atau batangan.
"Kalau di desa bisa dibelikan sawah, itu bagi yang mau menggarap. Kemudian yang lain larinya bisa ke emas, bisa perhiasan atau batangan," kata Aidil.
Aidil menambahkan, terkait fenomena di dua daerah itu, ada baiknya setiap lembaga atau institusi yang hendak memberikan kompensasi untuk pembebasan lahan, turut memberikan edukasi kepada masyarakat agar berperilaku realistis dalam mengelola keuangan.
"Kalau ada uang penggantian dari penggusuran atau segala macam, harusnya juga diiringi dengan edukasi. Kasihan masyarakat, mereka cuma bisa menghamburkan uang sesaat, tetapi nantinya jadi miskin lagi hidupnya," ujar Aidil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.