KOMPAS.com - Jagat media sosial pekan lalu ramai membicarakan sebuah rekaman video pendek yang viral menunjukkan datangnya belasan mobil yang diangkut oleh truk towing secara bersamaan ke Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban.
Setelah dicari tahu, ternyata ratusan warga di Desa Sumurgeneng mendadak menjadi miliarder setelah mendapatkan uang ganti rugi pembebasan lahan dari proyek pembangunan kilang yang digarap oleh PT Pertamina (Persero).
Tak berselang lama, warga juga kembali dihebohkan dengan peristiwa serupa di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Warga di desa ini mendadak kaya setelah menerima ganti untung pembelian lahan untuk proyek waduk.
Baca juga: Tak Ikut Borong Mobil, Pengunggah Video Miliarder Tuban Pilih Habiskan Rp 9,7 M untuk Hal Ini
Warga desa ini kemudian rama-ramai memborong motor dan mobil yang jumlahnya mencapai 300 unit.
Fenomena miliarder baru membeli kendaraan dengan harga ratusan juta menjadi perhatian banyak kalangan.
Meski sesuatu yang bisa dimaklumi karena memiliki harta melimpah. Namun, berpikir realistis untuk masa depan tetap harus jadi pertimbangan.
Baca juga: Khawatir Warga Tuban Jatuh Miskin Usai Borong 176 Mobil, Ini yang Dilakukan Bos Pertamina Rosneft
Menurut Pakar Perencana Keuangan Aidil Akbar Madjid, ada baiknya masyarakat yang mendapatkan rezeki berlimpah dari hasil kompensasi tanah atau bangunan untuk berpikir jangka panjang.
Menabung, melakukan investasi, atau membuka usaha sebagai pengganti usaha sebelumnya yang mungkin hilang karena dikompensasi uang, menjadi pilihan yang perlu diambil.
Kata Aidil, konversi lahan menjadi uang hingga miliaran rupiah merupakan rezeki nomplok yang patut disyukuri.
Baca juga: Warga Desa Kuningan Jadi Miliarder, Dapat Rp 134 M dari Proyek Waduk, Borong 300 Mobil dan Motor
Namun dia mengingatkan, sikap konsumtif dan terjebak pada sikap jaga gengsi dikhawatirkan akan memengaruhi situasi keuangan di masa depan
"Beli mobil boleh, tapi enggak usah yang ratusan juta apalagi miliaran rupiah. Enggak perlu termakan gengsi," kata Aidil kepada Kompas.com, Kamis (25/2/2021).
Menurut Aidil, sah-sah saja setiap orang yang tiba-tiba menjadi miliarder untuk membeli mobil.
Hanya yang perlu diingat, membeli mobil tanpa perhitungan realistis berpotensi merugikan di masa depan.
Membeli mobil juga bukan bagian dari investasi strategis karena selain berpotensi menjadi beban, juga nilainya akan susut seiring waktu berjalan.