Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Tanggapi Kisruh Walkot Tegal dan Wakilnya: Perlu Diruwat, dari Dulu Ada-ada Saja

Kompas.com - 25/02/2021, 15:17 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa heran dengan Kota Tegal yang disebutnya selalu punya masalah. 

Ganjar bahkan menyatakan Kota Tegal perlu digelar ritual ruwatan agar tidak ada lagi keributan di dalam pemerintahan. 

"Apa barangkali Kota Tegal itu perlu diruwat ya, ini dari dulu ada-ada saja," kata Ganjar di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kamis (25/2/2021).

"Kalau nanti gonjang-ganjing terus seperti ini, apa perlu diruwat. Kita buat istigasah, pengajian dan wayangan biar adem lagi," sambungnya.

Baca juga: Ganjar soal Rencana Sekolah Tatap Muka pada Juli 2021: Uji Coba Dulu


Sebagai informasi, saat ini ada perseteruan antara Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dengan Wakilnya Muhammad Jumadi.

Dedy bahkan melaporkan wakilnya itu ke Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) terkait dugaan rekayasa kasus dan pencemaran nama baik.

Soal perseteruan antara Dedy dan Jumadi, Ganjar meminta dua kepala daerah itu duduk bersama. 

Dedy dan Jumadi diharap keduanya ngobrol bersama untuk menyelesaikan secara baik-baik persoalan tersebut agar tidak tersebar gosip yang tidak sedap di luar.

"Kalau tersebar keluar nanti jadi ramai, belum lagi kalau ada kelompok lain yang ingin naik ke isu ini dengan segala kepentingannya. Itu akan jadi runyam," sebut Ganjar.

Baca juga: Ini Penyebab Perselisihan Wali Kota Tegal dan Wakilnya yang Berujung Laporan Polisi

"Maka yang rugi adalah rakyat. Pelayanan publik pasti terganggu dan isu yang beredar jadi tidak baik. Akhirnya wong mung ngrasani (orang jadi bergunjing) orang tuanya dalam hal ini walkot dan wakil," sambungnya.

Ganjar juga meminta Dedy mencabut laporannya di Polda Jateng. 

"Saya minta hentikan. Jangan lapor-lapor lah. Menurut saya, wong itu wali kota dan wakil ya, enggak tahu yang benar yang mana, tapi mereka dulu majunya bareng-bareng dan sudah terpilih, akan lebih baik kalau keduanya duduk. Duduk, rembugan, bicara apa yang sebenarnya terjadi," kata Ganjar.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com