Ini dibuktikan dengan hasil pengukuran sudut kontak yang menunjukkan bahwa lapisan grafena memiliki nilai lebih kurang 141 derajat.
Nilai ini melebihi acuan suatu material hydrophobic, yaitu 90 derajat.
Menilik sifat penyebaran virus SARS-CoV-2 yang bisa bertransmisi melalui droplet (percikan) dan aerosol, adanya efek super hydrophobic akan optimal memblokir droplet maupun aerosol, baik dari luar masker maupun jika pengguna masker merupakan penyintas Covid-19.
Selain itu, efek lain dari lapisan grafena pada masker adalah memunculkan aktivitas photothermal. Aktivitas ini memanfaatkan sinar matahari untuk mengatalisis suatu reaksi.
Rifky menjelaskan, ketika masker kain dilapisi grafena, data menunjukkan, proses photothermal di masker bisa mencapai 80 derajat, sehingga mampu menginaktivasi virus.
“Berdasarkan data jurnal yang kami peroleh, protein spike pada virus SARS-CoV-2 sangat sensitif terhadap suhu tinggi, sehingga lapisan masker kain mampu hasilkan efek photothermal yang akan berpotensi menginaktivasi virus,” kata Rifky.
Grafena
Pemanfaatan grafena dari sekam padi merupakan potensi yang unik.
Sekam padi sendiri merupakan limbah yang kerap dihasilkan dari aktivitas pertanian.
“Kita tahu Indonesia merupakan negara agraris. Setiap produksi beras akan menghasilkan 20–30 limbah sekam padi,” kata dia.