Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Pasutri Punya 16 Anak di Malang, Berawal Ingin Anak Laki-laki dan Tinggal di Kontrakan

Kompas.com - 25/02/2021, 05:19 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Pasangan suami istri Mulyono (46) dan Partina (45) di Kota Malang, Jawa Timur, belakangan menjadi perhatian publik.

Hal itu karena pasangan tersebut diketahui memiliki 16 anak.

Kisahnya viral di media sosial setelah salah satu anaknya mengunggah video di aplikasi TikTok pada 29 Januari 2021 lalu.

Dalam video tersebut memperlihatkan foto dari semua anggota keluarganya saat tengah berkumpul di rumah.

"Motivasinya cuma iseng. Sedang tidak ngapain-ngapain sama adik. Akhirnya foto-foto dibuat video," kata Ariyana (23) anak nomor tujuh.

Baca juga: Kisah Pasutri di Malang Punya 16 Anak, Ingin Dapat Laki-laki tetapi Lahirnya Perempuan, lalu Keterusan

Berawal dari ingin anak laki-laki

Saat ditemui di kediamannya di Jalan Krakatau Nomor 19 Kota Malang, Mulyono mengaku menikah dengan istrinya pada tahun 1986.

Saat itu, dirinya masih berusia 12 tahun sedangkan istrinya berusia 11 tahun.

Dua tahun pertama menjalani rumah tangga itu, awalnya ia dikarunia seorang anak perempuan.

Karena itu, ia dan istri ingin punya anak laki-laki.

"Awalnya ingin punya anak laki-laki, tapi yang lahir perempuan. Akhirnya keterusan (sampai 16 anak)," kata Mulyono.

Adapun selisih umur anaknya itu rata-rata hanya satu tahun hingga paling lama empat tahun. Semua anaknya itu dilahirkan secara normal.

"Alhamdulillah semuanya lahir normal semua. Sehat semua," ujar dia.

Dari 16 anaknya itu, kata Mulyono, dua di antaranya meninggal dunia saat masih kecil, yaitu anak nomor tiga dan anak terakhir.

Baca juga: Berjualan Bakso Keliling dan Buka Warung, Pasutri yang Punya 16 Anak Kesulitan Tempat Tinggal

Sempat ikut program KB

Sementara itu, Partina mengaku sebelumnya sudah pernah ikut program Keluarga Berencana. Bahkan, saat itu sempat pasang implan susuk.

Namun demikian, implan tersebut tidak lama kemudian dicabut karena membahayakan kesehatannya.

Meski memiliki banyak anak, ia mengaku tidak pernah menyesal dan selalu bersyukur.

Bahkan, ia merasa senang karena kehidupan keluarganya menjadi ramai.

Dikatakan Partina, sebelumnya sempat ada yang ingin mengadopsi anaknya tersebut. Namun, ia tidak mengizinkannya dan memilih untuk merawatnya sendiri dengan suami.

"Dulu ada yang mau diambil orang, tapi saya tidak mau, kasihan," kata dia.

"Mau dikasih rumah, uang, tapi saya tidak mau. Biarkan kumpul, makan tidak makan yang penting kumpul. Alhamdulillah tidak ada yang ikut orang," kata dia.

Dari 14 anaknya itu, dikatakan dia, saat ini hanya tinggal delapan yang tinggal bersamanya. Sebab, sudah ada yang pergi merantau dan berkeluarga.

Sedangkan anak yang tinggal bersamanya, paling kecil masih duduk di bangku TK sedangkan paling besar menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Baca juga: Kasus 4 Petugas Forensik Jadi Tersangka karena Memandikan Jenazah Wanita Dihentikan, Kajari: Ada Kekeliruan...

Masih ngontrak rumah

Untuk menghidupi keluarganya itu, Mulyono diketahui bekerja sebagai pedagang bakso keliling. Sedangkan Partina membuka warung di daerah Jagalan.

"Jualan bakso saya, keliling. Kalau istri jualan di Jagalan, sewa lapak di situ," terang Mulyono.

Karena himpitan ekonomi itu, selama ini ia tinggal di rumah kontrakan dan selalu berpindah-pindah tempat.

"Belum pernah punya rumah. Pindah-pindah terus. Kontrak-kontrak gitu," kata dia.

Di rumah terakhir yang ia tempati saat ini juga tidak lama lagi ia harus pindah. Sebab, rumah tersebut diketahui sudah dijual oleh pemiliknya.

"Diberi waktu sampai Mei di sini," kata Mulyono.

Baca juga: Ini Alasan Kejaksaan Hentikan Kasus 4 Petugas Forensik yang Mandikan Jenazah Wanita

Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor : Robertus Belarminus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com