Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Tanah Bergerak di Lebak Banten, Mencari Penyebab dan Solusinya

Kompas.com - 24/02/2021, 10:36 WIB
Acep Nazmudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Jampang Cikoneng, Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Lebak, Banten.

Dalam kurun 2 tahun terakhir, bencana tanah bergerak kali ini adalah yang kedua terjadi di lokasi yang sama.

Bencana tersebut pertama kali terjadi sekitar awal 2019 lalu. Saat itu, tanah di bawah permukiman yang dihuni oleh 115 kepala keluarga (KK) tiba-tiba bergeser.

Total ada 36 rumah terdampak langsung dengan kondisi rusak ringan hingga roboh.

Kejadian yang terbaru terjadi secara bertahap, mulai dari Desember 2020 dan terus terjadi hingga awal Februari 2021.

Ada puluhan rumah yang terdampak.

Warga dihantui perasaan khawatir

Warga setempat, Surya mengatakan, pada 2019 lalu, rumahnya tidak terdampak langsung pergerakan tanah.

Namun, kini sebagian tembok rumahnya retak. Bahkan fondasi dapurnya sudah miring.

"2019 lalu saya tenang-tenang saja, warga lain pindah, saya tetap bertahan karena tidak terdampak. Sekarang tiap malam deg-degan rumah takut roboh tiba-tiba," kata Surya saat ditemui Kompas.com pada awal Februari 2021.

Baca juga: Dentuman Sebanyak Dua Kali Terdengar di Lokasi Bencana Tanah Bergerak Sukabumi

Menurut Surya, total ada 41 rumah terdampak langsung pergerakan tanah tahap kedua ini.

Beberapa bangunan retak hingga yang paling parah mengalami roboh.

Seperti rumah salah satu warga, Ening (60), yang rumahnya roboh pada pertengahan Januari 2021.

"Tahun lalu hanya retak biasa, tapi masih bertahan di sini karena masih layak. Tapi semakin hari semakin parah, rumah sempat miring lalu roboh saat hujan minggu lalu," kata Ening.

Ening saat ini mengungsi ke rumah anaknya yang berada di sebelah rumahnya yang roboh.

Namun, rumah tersebut, menurut Ening, mungkin juga akan bernasib serupa dengan rumahnya, yakni roboh karena saat ini sudah retak-retak.

Setiap malam, menurut Ening, keluarganya tidak bisa tidur nyenyak, khawatir rumahnya roboh.

Barang-barang penting, kata dia, juga sudah dikemasi, sehingga ketika terjadi satu hal yang buruk, bisa lekas menyelamatkan diri.Seperti rumah salah satu warga, Ening (60), yang rumahnya roboh pada pertengahan Januari 2021 lalu.

"Tahun lalu hanya retak biasa, tapi masih bertahan di sini karena masih layak, tapi semakin hari semakin parah, rumah sempat miring lalu roboh saat hujan minggu lalu," kata Ening.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com